Minggu, 29 Oktober 2017

Resensi Buku - Negeri Para Bedebah

Dikisahkan Thomas, seorang konsultan keuangan internasional. Ia sering diundang untuk menghadiri konferensi. Pengundangnya rela membayar mahal untuk segala speech yg diberikan Thomas. Ujarannya acap kali benar. Sudut pandangnya luas dan tak berujung. Sebagai konsultan yang sangat sibuk -melebihi kepadatan jadwal presiden-, ia juga memiliki cara untuk melepas rasa suntuknya hingga rasa marah dalam suatu wahana. Petarungan.

Tak dibisa didebatkan lagi, karakter yang diciptakan Tere Liye sungguhlah kuat. Penjabarannya sempurna. Tak dibuat sedikitpun cela bagi pembaca untuk bernapas apalagi kemampuan untuk menebak kisahnya. Aku mencoba menilai pada Bab 1, pada awalnya aku kira ini tentang seorang wartawan. Karakter wartawan diawal sudah sangat kuat. Namun belakangan kisahnya menjadi berbeda. Wartawan itu malah menjadi peran pembantu saja yang juga kuat untuk membuat karakter utama lebih hidup. Sebuah pelajaran yang sangat cocok bagi penulis pemula. Membuat cerita tak mudah ditebak di bab awal, malah membuat pembaca penasaran dan bertanya : ‘kok kisahnya gini?’, tak sesuai dengan tebakan.

Kisah Bank Semesta dan kehidupan masa kecil Thomas bergantian maju mundur dipaparkan penulis. Rasa deg-degan muncul tiap kali Thomas berada dalam keadaan terhimpit. Ia hanya punya waktu 2 hari untuk menyelamatkan Bank Semesta. Intrik dan masalah yang terjadi dibalut dengan dendam masa lampau menjadi bumbu tak terelakkan pada setiap kata. Pembaca ternganga-nganga akan semua penjelasan dan ilmu yang dihantarkan sekaligus oleh penulis. Kesal pada negeri tersebut tergambarkan secara lugas. Namun, bukan berarti isinya kesal semua, ada bagian bagian yang membuat kita tertawa karena lucu juga. Seperti seorang pion yang melapor pada komandan terkait tokek. 

Hebatnya Tere Liye. Ia menulis dengan fokus meski ada cerita menarik pada sisi-sisi cerita utama. Kisah romansa Thomas-Maggie dan Thomas-Julia misalnya. Hal tersebut juga membuat aku penasaran dan berharap dilanjutkan. Kalau saja ada produser yang berani mengangkatnya menjadi sebuah film, aku yakin tak perlu banyak kepala untuk lebih menajamkan kisahnya. Setiap jengkal ulasan pada buku tergambar sempurna di lapangan imajinasiku. Percakapan, ilmu, nilai moril yang disisipan, ceritanya, semuanya sangat padat dan mampu diolah menjadi tayangan berdurasi 120 menit.

Aku juga mulai membayangkan aktris dan aktor mana yang cocok membintanginya. Tokoh Ram si pengkhianat, Rudi, Kadek, Opa, Om Liem, Julia, Maggie, Erik, Sang Pangeran, si ATM Partai, serta dua bedebah, Tunga dan Wusdi.

Teman-teman sudah baca? Aku sendiri tak mampu menguraikan kekurangannya. Semuanya terlalu aktual dan tajam untuk sebuah novel fiksi. Data pendukungnya paripurna. Riset yang dilakukan penulis tidak main-main. Kisahnya membuka mata dan hati kita.

Di negeri pada bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyataDi negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumahTetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan berkhianat

Salah satu karya terbaik Tere Liye ❤️

Tidak ada komentar: