Kamis, 24 September 2015

Curahan Hati Calon Pengantin

Seperti pagi biasanya, aku membuka jendela pagi yang basah. Hujan yang sendu mewarnai malamku yang dingin. Rutinitasku setiap hari adalah belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik melalui buku, teman, cerita, ataupun kisah. Aku selalu bersemangat menjalani hari demi hari untuk masa depan yang akan membuatku riang.

Tahun demi tahun kulewati, hingga akhirnya aku beranjak dewasa. Ketika masa remajaku telah berlalu aku perlu lebih mawas diri, terlalu banyak hal yang aku pikirkan. Meski terkadang hanya hal kecil yang bolak-balik menyusup ke pikiranku. Kini aku tak lagi sepolos anak dua atau tiga tahun. Seringkali aku pun tertawa dalam hati. Umur dua atau tiga tahun itu sudah lama sekali aku lewati, aku tinggalkan. Satu hal yang aku ingat pada masa emas pertumbuhanku adalah ayah dan ibuku yang mencintai dan menyayangiku sepenuh hati. Hingga akhirnya, aku bisa sebesar ini.

Ada satu hal yang tak boleh kulupa sepanjang hidupku berlanjut. Aku harus bisa membanggakan mereka. Langkah kecilku, kubaktikan untuk orang tua.

Sore ini tidak seperti biasanya. Ibuku memelukku erat sambil sedikit menyimpan tangis dimatanya yang sayu. Seorang lelaki telah datang pada ayah dan ibuku, untuk menjadikanku kekasih dunia dan akhiratnya. Bayangan-bayangan ragu kemudian datang padaku. Awalnya aku kaget. Awalnya aku masih tidak percaya. Namun aku tahu ini adalah jalan dari-Nya. Aku yakin ini memang jalan dari Sang Kuasa.

Tak sedikit pertanyaan bermunculan di otakku. Apakah? Benarkah?. Aku teringat penggalan surat an-Nur ayat 26, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...”, kemudian aku kembali yakin.

Pemilik Hati ini dengan mudahnya memberikan cinta diantara kami. Apalagi kulihat begitu kerasnya ia berusaha membuatku senang. Ragu, rindu, dan sendu mengiringi hari-hariku menjelang hari bahagia. B.J Habibie pernah berkata, “tak perlu seseorang yang sempurna cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun”. Dan aku menemukan hal itu dari dirinya.

Kulihat ia begitu salih. Padanan orang shalih adalah bidadari ketika di surga kelak. Aku tak ingin berdiam diri. Aku harus menjadi wanita shalihah, karena sainganku adalah bidadari surga. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Bahwa Nabi Saw pernah bersabda, “Seandainya seorang bidadari dari surga menampakkan diri kepada penghuni bumi, niscaya cahaya tubuhnya dan bau harumnya akan memenuhi ruang antara langit dan bumi, serta kerudung rambutnya lebih indah dan lebih bernilai daripada dunia dan seisinya,” (HR. Bukhari no.2796). Membacanya saja membuatku ragu. Namun selalu saja ada hal yang membuatku yakin, bahwa wanita salihah dunia akan jauh lebih cantik di surga nanti dibandingkan bidadari.

Seperti perkataan Aisyah ra “Perempuan-perempuan salihah di dunia akan berkata kepada bidadari surga, ‘Kami melakukan shalat, sedangkan kalian tidak melakukan shalat. Kami berpuasa, sedangkan kalian tidak melakukannya. Kami bersedekah, sedangkan kalian tidak. Kami, perempuan salihah di dunia, mengalahkan bidadari surga”.

Hingga ketika waktunya tiba, aku akan membuktikan teman hidupku bahwa aku bisa menjadi perempuan yang membawanya pada kebaikan juga kebahagiaan. “Maukah aku beritahu harta yang paling baik dimiliki seseorang? Yaitu wanita yang salihah, kalau dipandang menumbuhkan kebahagiaan, kalau kamu suruh dia patuh, kalau ditinggal pergi dia dapat menjaga diri.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Abbas).

Kini umurku memasuki dua puluh empat. Tidak terasa selama itu aku bergantung kepada kedua orang tuaku. Bercampurlah sudah rasa gelisah dan gembira. Gelisah karena aku takut waktuku bersama ayah dan ibu menjadi berkurang. Gembira bahwa setengah agamaku akan segera digenapkan. Tidak lama lagi ia akan menjadi bagian yang halal dalam hidupku. Kelak ia akan menjadi sandaran dalam hidupku. Sandaran kala ingin menepi. Saat sendiri ataupun sepi. Ia yang tulus akan mengasihi dan mencintaiku selain orang tuaku kini sedang bersiap menikahiku. Dan aku sedang meluruskan niat, bahwasannya aku sedang mencari ridha Allah dalam bentuk pernikahan.

Malam ini kulihat bintang berkilauan. Hari-hari berlalu begitu cepat. Hingga saatnya kututup jendela dan mulai bermimpi menggapai impian masa depan bersamanya.


***


Hai, Nur Azizah Fitria!
Kutuliskan sebuah cerita fiksi buatan sendiri untuk tehjij tersayang :). Jelek bagusnya mohon terima apa adanya yaa hihihi aku mah apa atuh bukan temen sd, smp, sma. bukan cck. cuman pernah kenal sebagai bagain dari kalaka waluya atau keyayangan :"


Jumat, 18 September 2015

Curug Layung #ATravelDiary

Perjalanan yang baru saya alami adalah pergi ke Curug Layung tanggal 6 September 2015.
Perjalanan ini dimulai ketika tanggal 5 September aku, pitew, desti, isra, astrid, nonon, kimir, devi dan beberapa orang lain berbincang untuk pergi ke suatu tempat hari Ahad kemarin, dan wajib: outdoor.

Bandung dan sekitarnya memang selalu menyimpan sejumlah kawasan sejuk nan indah. Entah sudah terbangun sebagai tempat wisata, maupun belum, kawasan tersebut pastilah berharga setidaknya bagi masyarakat disekitarnya. Sebagai anak bandung yang sedang menganggur, kami berkeinginan untuk mendatangi salah satu tempat wisata yang dapat kami kunjungi tanpa menguras waktu dan uang. Rekomendasi wisata dari teman-teman lain sangat membantu, yakni tempat wisata yang mudah diakses dan menyuguhkan keindahan alam. Beberapa tempat wisata seperti stone garden, curug cimahi masuk ke dalam list. Akhirnya pilihan jatuh kepada Curug Layung karena diantara kami belum ada yang pernah kesana dan penasaran dengan kawasan tersebut.

Perjalanan dimulai pukul 11 siang. Terlalu siang memang untuk perjalanan wisata seperti ini. Semalaman kami masih berdiskusi besok mau kemana (karena masih bimbang curug cimahi atau curug layung), pukul berapa berkumpul dan rute mana yang akan dilalui. Karena kami bukan rider maupun driver, angkot menjadi satu-satunya pilihan yang dapat kami gunakan. Pukul 11 siang saya, desti dan isra berkumpul di terminal ledeng. Selanjutnya kami menaiki angkot putih rute Ledeng-Parongpong. Untuk naik angkot ini, kami perlu jalan dulu dari terminal ledeng ke jalan sersan bajuri hanya sekitar 5 menit saja. Disanalah angkot tersebut menunggu penumpang (ngetem)

Angkot Ledeng-Parongpong itu hanya akan berjalan jika angkot penuh sepenuh-penuhnya. Jadi ya waktu tunggu bisa sampai setengah jam, dengan kondisi duduknya super sempit. Sekitar 20 menit kami harus menunggu hingga angkot berangkat. Pemandangan dari dalam angkot yang dapat dilihat antara lain adalah banyaknya tanaman sayur mayur, bunga, pembuat taman, dan tempat tempat pembibitan bunga. Jalan yang dilalui menanjak dan cukup berkelok. Pemandangan dan udara segar sudah dapat dirasakan di dalam perjalanan ini. Rute ini melintasi kawasan sejuk cihideung. Sekitar 20 menit kami sampai di terminal parongpong. Ongkos per orang Rp.5.000,00. Dari terminal, kami menyebrang dan menunggu angkot kuning Cisarua-Cimahi. Mengunggu  angkot kuning ini cukup menyita kesabaran, karena jarang lewat. Perlu dilakukan diskusi hingga akhirnya kami bisa diantarkan pada curug yang dimaksud.

Kami tidak tahu dimana letak persis dari Curug Layung. Jalan keluar tidak ditemukan meski telah bertanya pada supir angkutan. Akhirnya kami putuskan untuk berhenti di Curug Cimahi yang lebih dikenal dan sudah cukup dekat dengan Curug Layung. Ongkos yang dikeluarkan untuk angkot kuning tersebut per orang Rp.4000,00 sampai curug cimahi. Mungkin lain kali Rp.2.500,00 cukup. Sebagai informasi tambahan, angkot kuning tidak punya tempelan rute di depannya, sehingga penumpang wajib bertanya. Curug Cimahi sebagai patokan berhentinya angkot bukan merupakan keputusan yang salah. Karena 5 menit dari sana kita bisa menemukan gerbang komando, yakni jalan masuk menuju curug layung. Untuk memasuki gerbang komando dan menyusuri jalan besar yang menanjak, kita bisa menggunakan ojek maupun angkot. Kemarin kami memilih angkot sebagai jalan pilihan. Dengan Rp.30.000,00 kami berempat (saya, isra, desti, pitew) bisa naik ke atas hingga jalan sempit menuju Curug. Angkot yang kami gunakan angkot kuning yang ngetem di Terminal C Cisarua (dekat parkiran curug cimahi). Jarak tempuh sekitar 700-1.000 meter.

Setelah sampai di ujung jalan besar yang dapat dilalui mobil, kami berjalan kaki menyusuri jalan yang sempit menuju Curug. Lebar jalan sekitar setengah meter dan cukup untuk lalu lintas sepeda motor. Menanjak membuat kami lebih cepat lelah tetapi pemandangan disekitar dapat mengobati rasa lelah tersebut. Kita bisa melihat kebun selada dan kembang kol di samping kanan serta beberapa kandang sapi di sebelah kiri. Sekitar 300 meter jalan kecil tersebut kami lalui. Setelah jalan sempit, kemudian kami menemukan jalan besar yang berbatu. Jalan besar ini cukup untuk lalu lintas mobil. Lagi-lagi karena wilayahnya sejuk, rasa lelah tetap bisa terbayar. Jalan berbatu yang menanjak dan berkelok sekitar 500 meter ini harus dilewati dengan gembira, sehingga berfoto-foto merupakan salah satu cara agar kami bahagia. Pemandangan yang indah dapat terekam mulai dari tempat ini. 
Kebun Selada dan Kembang Kol

Akhirnya, sampai juga kami di Gerbang Curug Layung. Disana banyak terparkir motor. Untuk teman-teman rider, membawa motor dapat menjadi pilihan yang baik. Ada juga terparkir mobil tetapi jalur yang dilalui tidak kami ketahui, mungkin saja ia lewat rute Dusun Bambu.

Menemukan gerbang curug bukan berarti perjalanan telah selesai masih perlu waktu untuk mencapai curug ini. Tiket masuk Rp.5.000,00. Cukup murah jika dibandingkan Curug Cimahi, yakni sebesar Rp.15.000,00. Tempat tersebut memiliki jajaran pohon-pohon pakis yang tinggi. Jalan yang ditempuh adalah jalanan tanah berundak yang diatur pengelola agar menyerupai tangga menaik. Tanjakan tangga berkelok ini cukup panjang bisa lebih dari 500 m. Namun tidak perlu khawatir, disana banyak juga yang bisa kita temukan termasuk pemandangannya sangat indah dan instagramable. Usul saya, tidak perlu terburu-buru menuju curug, berjalan, nikmati dan terus dokumentasikan hehe. Setelah jalan menanjak kita bisa melihat bukit sekitar. Setelah jalan menanjak, ada turunan sekitar 200 m, jika sudah mencapai jalan menurun ini, curug sudah dekat. Ketika berjalan-jalan kami terus menghela napas dan bersyukur. Syukur karena kami dianugrahkan dunia yang indah yang bersih nan asri yang dibuat arsitek alam terbaik sepanjang masa.
Tangga Naik Menuju Curug

desti-rizka-pitew-isra



foto-foto instagramable




Akhirnya kami sampai juga di Curug Layung :". Setelah sampai lokasi, kami langsung membuka alas kaki dan berkecipak kecipuk dalam air curug yang dingin. Kami menduduki tempat duduk yang terbuat dari kayu yang melintang. Curug ini cukup luas. Dengan rerumputan hijau disekitarnya menambah nilai keindahan curug. Curug ini tidak begitu tinggi namun patut untuk dinikmati. Meskipun tertulis dilarang berenang, beberapa pengunjung berenang disekitar curug.
kecipak kecipuk





Menyegarkan adalah kata yang tepat setelah kami mendatangi tempat ini. Sekitar pukul 14.30 kami tiba dicurug. Melihat keindahan alam yang terselip disekitar kota besar adalah kenikmatan. Disana kita bisa memasak (kalau bawa peralatan masak), bermain air, berenang (jika mau), mengabadikan momen dengan berfoto-foto dan bersantai.

Setelah waktu menikmati telah selesai, kami pulang tetap dengan berjalan kaki. Meski sempat terpikir andaikan ada abang gojek.... Sinyal saja mampet ketika kami berada di curug. Rasa lelah begitu terasa ketika kami pulang, mungkin karena akumulasi dari perjalanan panjang ini. Mengapa saya usulkan berfoto-foto di awal perjalanan, karena kami merasakan saat pulang mood tidak sebaik berangkat, sehingga malas untuk sekedar berfoto.

Hari beranjak sore, kami (aku, isra, desti) berada di pinggir jalan gerbang komando untuk menunggu angkot kuning menuju terminal parongpong. Sementara itu pitew naik angkot menuju cimahi dari gerbang komando. Sekitar 10 menit, angkot kuningpun tiba dan membawa kami ke terminal parongpong. Ongkos per orang Rp. 3000,00. Selanjutnya kami kembali ke ledeng menggunakan angkot putih dengan ongkos per orang Rp. 5000,00.

Desti pulang kerumahnya disekitar sarijadi. Aku dan Isra melakukan shalat maghrib di masjid UPI yang sejuk. Kemudian dengan menggunakan motor kami pulang. 


Thanks to Isra yang bawa keripik pisang

numpang foto aja

Rabu, 29 Juli 2015

chronicle of a blood merchant

Apa yang kalian pikir setelah membaca judul film tersebut?

Sesungguhnya aku tidak berpikir apapun ketika kakakku mengajak nonton film ini dirumah. Ya apapunlah untuk mengisi malam sebelum tidur aku ingin menonton film.

Di hari-hari sebelumnya kami suka menonton film india yg tayang di Indosiar, entah mengapa mulai hari ini sudah tidak ada. Hari ini hanya tayangan D Academy saja yg disuguhkan. Sebelumnya ada film india Dhoom 3 dgn pemain Amir Khan dan hari sebelumnya -saya lupa judulnya- dengan pemain Shah Ruk Khan. Film Bollywood yang baru semakin bagus semakin mengikuti zaman. Meski bernyanyi dan joget Indianya masih selalu ada. No problemo, itu adalah kekhasan dari masing-masing produk film.

Dhoom 3- Aamir Khan

Shah Ruk Khan


Di era libur lebaran kali ini banyak sekali film baru maupun lama yang ditayangkan. Salah satu yang menarik adalah film Hijab. Dan dari film itu saya jadi suka sama Dion Wiyoko sebagai aktor. Karena peran galaunya beneran galau abis. Dari film itu jg semakin tergambarkan Hanung Bramantyo yang benar-benar 'liar' menggambarkan sebuah kisah yang tak jarang menyulut kontroversi. Sebagai orang biasa, saya menganggap film tersebut benar-benar hiburan.


Kembali ke topik film Chronicle of a Blood Merchant. Semakin kesini tiket bioskop semakin mahal. Haduh males banget nonton kecuali itu niat banget atau filmnya bagus banget.
Menonton film dirumah akhirnya lebih menjadi pilihan.

Kisah film ini dimulai dari seorang laki-laki bernama Heo Sam-gwan seorang pengangguran miskin yg mencintai gadis cantik bernama Heo Ok-ran. Dengan segala cara ia lakukan untuk menaklukan gadis tersebut. Ia memiliki 2 hyung yang menjadi teman curhatnya.
Kedua teman dekat nya tersebut mengajaknya menjual darah untuk mendapatkan uang. Dengan 1 kaleng darah yang dijual, ia mendapat 2000 won setara dengan gaji sebulan bekerja. Dengan uang itu, ia mengajak si gadis untuk berjalan-jalan dan membeli apapun yang disukai si gadis. Mulai dari parfum hingga bulgogi.
waktu pendekatan
Heo Ok-ran bukanlah seorang single, ia telah memiliki pacar yakni Ha So-Yong. Sehingga saat Sam-gwan mengajaknya menikah, ia ditolak. Tapi Sam-gwan tidak kehabisan akal, ia mendekati orang tua Ok-ran dan membual kesana kemari agar si gadis mudah dinikahi olehnya. Akhirnya Ok-ran putus dgn Ha So-Yong dan menikah dengan Sam-gwan.

Pernikahan mereka dianugerahi 3 orang anak, Heo Il Rak, Heo Yi Rak, dan Heo Sam Rak. Tapi entah bagaimana tetangga sekitar menggosipkan Il Rak sebagai anak Ha So Young,  mantan pacar istrinya. Sam Gwan tidak percaya, ia melakukan cek darah. Namun hal yang tak terduga terjadi, cek darah membuktikan anak tersebut merupakan anak Ha So Yong. Sam Gwan marah besar mendapati diri seperti orang bodoh yang membesarkan anak hingga 11 tahun padahal bukan anaknya sendiri. Ia menangis, tak terima.
Il Rak, Sam Rak, Yi Rak

Setelah Ia kaget dan berkelahi dengan Ok Ran
Sam Gwan menjadi lebih emosional. Ia tidak ingin dipanggil ayah oleh Il Rak. Ia hanya ingin dipanggil paman. Suatu ketika adik Il Rak, berkelahi dengan teman sebayanya. Sebagai kakak, Il Rak tidak ingin adiknya direndahkan. Lawan berkelahi adik Il Rakpun memanggil kakak nya. Perkelahian antar kakak tersebut tidak berlangsung lama. Il Rak membawa batu dan sekali pukul, lawannyapun langsung tersungkur.

Kejadian tersebut tidak berakhir begitu saja. Keluarga dari anak yang kalah dalam perkelahian tersebut tidak terima dan meminta uang pengobatan karena kepalanya yang bocor kepada keluarga Il Rak. Apa mau dikata Ayah Il Rak tidak bekerja dan mereka hidup miskin. Lagipula Ayah Il Rak tidak ingin menebus kesalahan 'anak orang lain' itu.

Untungnya Il Rak benar-benar seorang anak yang baik, dalam film sangat tergambarkan Il Rak yang baik, suka menolong dan selalu ceria.


Ibu Il Rak mendatangi rumah Ha So Young, dengan harapan pulang membawa uang untuk menebus kesalahan anak biologisnya. Di rumah So Young, bukan uang yang didapatkan tetapi ia malah dipermalukan didepan umum. Istri Ha So Young memarah-marahi Ok-Ran.



Ayah Il Rak menunggu dirumah sambil bermain-main dengan kucing. Ia tau istrinya telah diperolok setelah ada laporan dari tetangga yang lain. Ia sudah yakin bahwa keluarga Ha So Yong tidak akan membeerikan uang sedikitpun untuk Ok Ran. Mendapati istri tidak mendapatkan hasil, Ayah Il Rak tidak kehabisan akal. Ia teringat kembali bahwa ia pernah menjual darah. Kemudian ia datang lagi ke rumah sakit dimana ia bisa menjual darah. Uangpun didapat. Hasil penjualan darahnya ia pakai untuk menebus barang-barangnya yang telah disita. Sebagian uangnya digunakan untuk mengajak keluarganya makan diluar. Namun malang, Il Rak diacuhkan oleh ayahnya, ia diminta untuk pergi saja ke rumah kerabat ayahnya dan makan ubi rebus.



Il Rak terus menunjukkan bahwa dirinya anak baik, ia tersenyum dan mengatakan ia lebih suka ubi rebus saat pergi ketika ditanya ibunya mengapa tidak pergi ikut bersama.

Malam itu Il Rak berjalan menunduk. Sempat beberapa kali ia mendatangi rumah Ha So Young untuk mengakui bahwa dirinya adalah anak So Young tetapi hanya caci yang didapati. Ibu Il Rak mencari anaknya yang tak kunjung pulang. Ayah Il Rakpun mengikuti.

Suatu hari So Yong menderita sakit keras, menurut dukun setempat hanya Il Rak yang mampu membuat So Yong hidup kembali. Il Rak diijinkan membantu keluarga Ha So Young agar ruhnya segera kembali ke jasadnya. Prosesi pemanggilan ruh tersebut tidak berlangsung sebagaimana mestinya. Il Rak tidak mampu memanggil-manggil ayah yang bukan ayahnya. Ayah Il Rak yang telah mengasihinya selama 11 tahunpun kalut, melihat anak -yang mungkin bukan anak kandungnya- itu memanggil-manggil ayah yang tidak mengurusinya. Ayah Il Rak (Sam Gwam) dari pasar kemudian datang menyambangi rumah keluarga Ha So Young. Melihat anaknya tidak suka dengan prosesi tersebut hingga menangis, ayah Il Rak pun langsung memeluk dan menjemput Il Rak.

Suasana bahagia kembali mengiringi kehidupan keluarga tersebut. Sayangnya kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama. Saat Il Rak bermain dengan kedua adiknya, Il Rak pingsan. Ayah dan Ibu Il Rak mendatangi rumah sakit dengan tergesa-gesa, dokter mengatakan Il Rak memiliki penyakit seperi ayah kandungnya, ensefalitis.

Melihat anaknya yang tidak berdaya,  ibu Il Rak membawanya ke Seoul untuk diobati di rumah sakit. Ayahnya tetap tinggal di kampung halamannya untuk mencari uang. Kelimpungan ayah Il Rak mencari pinjaman uang. Tidak ada satupun keluarga dan kerabat yang memberikan pinjaman dalam jumlah yang cukup.
Ayah Il Rak pergi ke rumah sakit dan menjual darah. Ia berlari kesana kemari untuk menjual darah. Meski telah pucat ia terus menjual darahnya selagi ada kesempatan. Selama 3 hari ia pergi ke sejumlah rumah sakit menjual darah hingga tubuhnya sangat lemah, hampir mati. Dalam suatu kondisi akhirnya dirinyalah yang membutuhkan infusan darah.

Ibu Il Rak tetap menanti Ayah Il Rak yang mencari uang.

Il Rak yang sedang berbaring lemah di rumah sakit mendengar suara ayahnya. Ia tersadar dan keluar dari tempat tidurnya. Namun ayahnya tidak terlihat lagi. Setelah Il Rak masuk ke kamar, ia melihat ayahnya sedang berjalan di pinggir jalan. Dengan cepat ia mencabut infus dilengan dan pergi mendekati ayahnya. Setelah berlari dan mencari hingga ia sesak, ia belum juga mendapatkan ayahnya. Saat beristirahat ia baru melihat ada ayahnya di seberang jalan.

Ayah Il Rak menoleh setelah dipanggil ke sekian kali oleh anaknya itu, dengan bercucuran air mata, kusam dan pucat, ayah Il Rak menyebrang jalan kemudian memeluk anaknya.
Ayah Il Rak bertanya dimana Ibu Il Rak. Il Rak pun memohon maaf kepada ayahnya karenanya ibunya di operasi.

Mereka bedua berjalan kembali ke Rumah Sakit dan mencari kamar Ibu Il Rak. Ibu Il Rak baru saja di operasi pengangkatan ginjal, ia menjual ginjalnya untuk menebus biaya rumah sakit anaknya.

Dengan begitu dramatis, film tersebut hampir selesai. Bahwa akhirnya semua baik-baik saja dan mereka kembali ke rumah.

Ayah Il Rak tidak lagi menyuruh Il Rak makan dirumah kerabat, mereka berlima pergi ke rumah makan untuk membeli makanan yang selama ini hanya mampu dibayangkan oleh keluarga tersebut.




Selesai.

Seperti film-film korea pada umumnya, selalu ada adegan-adegan dramatis yang dipertontonkan. Mulai dari adegan kremasi, adegan penjara, kelaparan, penyiksaan, dll sehingga penonton dibuat kesal.

Tapi kali ini ada pelajaran yang lebih penting yaitu tentang darah. Dari setiap hal yang digambarkan melalui film ini membuat kita semakin takjub mengapa ada aturan dilarang memperljual-belikan darah. ya ini akibatnya. Setiap orang miskin mengambil jalan pintas. Di rumah sakit yang menerima penjualan darah, berbondong-bondong orang datang. Mengantre untuk menjual darah. Untuk apapun kebutuhannya. Hingga tak terkendali. Hingga sulit dibatasi. Asal masih ada darah, teruslah ia jual,


Hukum mendonorkan darah adalah boleh dengan syarat dia tidak boleh menjual darahnya, karena Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda dalam hadits Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma-:

Ø¥ِÙ†َّ اللهَ Ø¥ِØ°َا Ø­َرَّÙ…َ عَÙ„َÙ‰ Ù‚َÙˆْÙ…ٍ Ø£َÙƒْÙ„َ Ø´َÙŠْØ¡ٍ, Ø­َرَّÙ…َ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ Ø«َÙ…َÙ†َÙ‡ُ
"Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya."

Sedangkan darah termasuk dari hal-hal yang dilarang untuk memakannya, sehingga harganya pun (baca: diperjual belikan) diharamkan.

Allah memang Sang Maha Mengetahui makhluk ciptaan-Nya. Teman-teman saya rekomendasikan untuk menonton film ini, dan simpulkan sendiri bagaimana maknanya :)

Selasa, 09 Juni 2015

Perjalanan Isra Mi'raj

Alhamdulillah disela-sela kesibukan PKPA masih ada kesempatan bagi saya untuk mendapatkan ilmu di masjid. Masjid memberikan ketenangan jiwa dan raga. 

Kali ini acara tersebut dalam rangka memperingati Isra Mi'raj. Hingga 22 tahun saya hidup maknanya belum juga dipahami. Belum dapat terpatri didalam diri. Belum dapat dimengerti secara pasti. Sehingga sebuah peringatan tersebut menurut saya sangat penting diadakan, sebagai pelajaran yang dapat diresapi. Sebagai pengingat tentang akhir kehidupan abadi, akhirat yang pasti.

Maha Suci Allah swt. membuat Al-Qur'an yang tak habis-habis dikaji, ditafsir untuk dimengerti dan diamalkan. Kalimat-kalimat didalamnya berisi sejarah, peringatan, kisah, perintah yang tidak ada sedikitpun kontradiksi. Maha Suci Allah swt. membuat Al-Qur'an begitu istimewa. Isinya selalu terjaga sebagai petunjuk untuk hamba-Nya yang hanya mengharap ridho dari-Nya.

Aku selalu ingat, ya kalo curhat ke Allah saja, tidak ada penolakan, tidak pernah sibuk dan tidak akan mengecewakan. Melalui Al-Qur'an kita selalu diingatkan bahwa Dialah Yang paling setia, Yang paling dekat dengan makhluknya. Sedekat urat nadi kita, Ia mengetahui tiap-tiap isi hati. Ia mengetahui setiap yang tersembunyi.

Bismillahirrahmanirrahim, berikut hasil pengajian saya (16/5)

Ustadz tersebut mengatakan bahwa isi dari ceramahnya kali itu utamanya diambil dari Buku Pesona di Sidratul Muntaha oleh Agus Mustofa.

Kajian Surah Al-Isra Ayat 1

سُبْØ­َانَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْÙ„ًا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØ­َرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ الْÙ…َسْجِدِ الْØ£َÙ‚ْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا Ø­َÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ Ø¢َÙŠَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ (1

Artinya:

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (17: 1)

1. Maha Suci Allah.

Setiap kalimat Al-Quran yang kata depannya menyebutkan Maha Suci Allah artinya dalam ayat tersebut tersimpan kejadian/hal yang sangat agung, sangat mulia, sangat ajaib dan istimewa. Artinya, kejadian Isra Mi'raj tersebut adalah sesuatu hal yang maha dahsyat.

2. yang memperjalankannya (rasul) oleh Allah.

Seorang manusia dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang berjarak sekitar 1500 km tidak mungkin terjadi dalam semalam dengan kendaraan yang ada masa itu. Dengan bantuan Allah swt. hal tersebut dapat terjadi. Rasulullah melihat setiap lapisan langit dan segala kondisi yang ada didalamnya. Dari pembelajaran para ilmuwan, hal tersebut dapat terjadi karena ada perubahan wujud dari manusia menjadi bentuk cahaya. Saat ini telah ada alat transmitter yang dapat mengubah wujud benda atau makhluk hidup menjadi cahaya. Tetapi belum terdapat reserver untuk mengembalikan ke wujud aslinya. Buroq yang diketahui menjadi kendaraannya saat itu juga wallahu 'alam seperti apa, tetapi kemungkinan besar berupa cahaya.

3. abdi (hamba)

Rasulullah adalah orang pilihan Allah swt. seorang hamba yang agung yang mendapatkan keistimewaan sepanjang sejarah dapat melihat ketujuh lapisan langit.

4. malam hari

Pada malam hari terjadi minim gangguan. Pengubahan manusia menjadi cahaya yang wallahu 'alam seperti apa, tidak terganggu di malam hari. Cahaya di siang hari dapat meradiasi perjalanan tersebut. Pada malam hari tidak ada kebisingan. Dalam ayat tersebut juga disiratkan bahwa untuk mendapatkan ilmu yang cepat, minim gangguan sering seringlah bangun malam. Solat tahajud merupakan bentuk komunikasi kita dengan Allah swt. yang sangat dianjurkan.

5. dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha

Perpindahan dari masjid ke masjid tersebut merupakan sesuatu yang istimewa. Masjid memiliki energi positif yang sangat baik.

6. yang telah Kami berkahi sekelilingnya

Ketika perjalanan tersebut, Rasul dilempari api oleh jin, tetapi dilindungi oleh Allah swt. Dimana secara ilmiah diketahui, bahwa massa jenis api lebih berat dari cahaya.

7. agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami

Allah memberikan perjalanan tersebut sebagai hadiah bagi rasul karena cobaan seperti boikot dari kafir quraisy, ditinggalkan oleh Siti Khadijah, dan ditinggal pamannya Abu Thalib.

8. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui


Perjalanan Mi'raj

Perjalanan Mi'raj dapat dijelaskan sebagai perpindahan dimensi. Dimana dimensi 1 adalah garis, dimensi 2 adalah bidang datar yang dibentuk dari dimensi 1 yang bertumpuk, dimensi 3 adalah ruang yang dibentuk dari dimensi 2 yang bertumpuk. Itulah tiga dimensi yang kita dapat lihat di dunia. 

Perjalanan Mi'raj ini dilakukan hingga langit ketujuh. Dimana pada langit kedua terdapat dimensi empat, tidak berwujud atau transparan (minus) seperti jin. Langit kedua berada sejengkal dari tanah yang kita pijak, hanya saja tidak terlihat. Langit kedua seluas langit pertama yang ditumpuk. Langit ketiga, dimensi 5, sudah tidak terbayang bagaimana bentuknya. Disitu adalah Alam Barzah. Setiap langit meluas dan semakin dekat dengan bumi.

Langit keempat, dimensi enam. Seterusnya sampai Langit ke tujuh, tersusun atas langit keenam yang ditumpuk-tumpuk lagi. Maka dari itu langit ketujuh itu jaraknya sedekat urat nadi kita.

Apa yang terjadi di dimensi yang rendah akan terasa lebih berat lagi di dimensi yang lebih tinggi

Sakit paling sakit di dimensi 3 adalah kematian.

Nikmat yang terjadi di dimensi yang rendah akan berkali-kali lipat nikmatnya di dimensi tertinggi.

Di surgalah, kenikmatan paling kekal itu ada. Maknanya untuk kita saat ini adalah, tinggalkan yang nikmat di dunia tapi lalai beribadah kepada Allah. Karena nikmat tersebut tidak ada apa-apanya dibanding dengan nikmat di akhirat. Teori ruang dan waktunya merenggang, kekal.


Oleh-oleh Isra Mi'raj

  1. Solat 5 waktu
  2. Solat Malam
  3. Teori Dimensi
  4. Pergilah ke masjid untuk menyerap energi positif didalamnya

Sulit memang untuk mengerti tentang bagaimana langit-langit itu berada, tetapi berikut gambarannya:

Angkasa ini memiliki 300 milyar galaxy, Pada setiap galaxy terdapat 1000 milyar bintang. Bintang paling besar dibumi antara lain bintang pollux, aldebaran, VY Canis Majoris.









Jika kita melihat penggambaran tersebut, istilah kita ini bukan apa apa, sangat kecil dibandingkan kekuasaan Allah swt. sangatlah terbayang bukan?

Bayangkanlah luasnya langit pertama, langit kedua hingga langit ketujuh, tempat surga berada.

Tiap kejadian Isra Mi'raj ini meskipun hanya semalam dapat diterangkan oleh Rasulullah dengan detail dan terasa lama. Saat itu terjadi perubahan dimensi Rasul ke tempat yang lebih renggang ruang dan waktunya.

Shalat juga adalah pertemuan kita dengan Allah swt. dengan bagaimana caranya kita berusaha 'mengubah' diri kita hingga berada pada dimensi lain dengan merasakan kekhusyukan dalam shalat.



Mohon dikoreksi bila terdapat kesalahan :)
referensi lain : http://www.mercubuanaraya.com/Mi%27raj-bab3-Hakekat-Tujuh-Lapis-Langit.html

Sabtu, 16 Mei 2015

PKPA 3.0

Pagi ini aku bangun dengan terbelalak, kaget. Alarm di hp berbunyi pukul 05.00. Sudah 4 hari kebelakang aku wajib bangun pukul 4, atau ya jika sedikit malas tetap harus bangun pukul 4.30. Hari ini aku terlambat mungkin karena rasa lelah yang sudah datang. Pergi di pagi buta dan pulang setelah matahari terbenam. Itulah rutinitas yang perlu aku jalani 4 hari terakhir. Untuk menghindari macet dan keterlambatan sebisa mungkin aku bisa mendapatkan Bis Damri jam pertama. Targetku, pukul 05.40 aku harus berada di dago.

PKPA bulan Mei ini saya jalani di Kabupaten Bandung. Satu minggu di Dinas Kesehatan Kab. Bandung yang bertempat di Soreang dan selanjutnya di Puskesmas Rancaekek. 

Dengan sedikit tergesa-gesa aku mandi pagi, kemudian sholat shubuh. Berpakaian secepat mungkin aku lakukan, agar segera jalan ke dago. Pukul 05.40 aku sudah sampai di depan BCA dago. Kusudah siap menunggu bis jemputan. Hari Rabu yang lalu pukul 05.42 aku bisa mendapatkan bis tersebut, tapi ternyata hari ini berbeda. Aku harus menunggu bis lebih lama. karena, bis jam pertama sudah berangkat. Ya apa boleh buat. Mesku sudah secepat kilat, aku tak jodoh juga. Kondisi pagi di jalan dago begitu dingin. Suhunya selalu dibawah 20 derajat. Kondisi dingin tersebut seringkali membuat mulas dan jadi ingin kebelakang hehe..

Pukul 06,06 bis yang ditunggu telah terlihat. Kulambaikan tanganku dengan kuat. Agar supir dan kondekturnya melihatku yang tengah menanti-nanti. Tapi apa yang terjadi..
Bis itu maju terus.

Aku kaget. Ah ini tidak mungkin. Masa mereka tidak melihatku yang tengah cari perhatian dipinggir jalan. Mataku terpaku pada bis yang terus melaju dan berlalu. Sedetik kemudian aku baru tersadar ternyata lampu lalu lintas sedang berwarna hijau. Setiap pukul 06,00 polisi lalu lintas selalu bertugas dititik-titik rawan macet. Salah satu alasan bis untuk tidak berhenti selain melanggar aturan juga takut ditilang.

Setelah sadar dari termenung sedetik tersebut, saya langsung berlari menuju seberang. Untungnya lampu kanan kiri sedang merah. Dibawah jembatan pasopati aku berlari. Dengan rok gejet dan cardigan berkibar-kibar aku berlari. Tak lupa kulihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melintas. Bis itu menunggu aku yang berlari. Dan akhirnya sampai! kuraih gagang pegangan dan naik ke dalam bis. Pak supir mengatakan akupun kena pelanggaran jika bis berhenti di lampu hijau karenaku. Aku mengucapkan terimakasih telah ditunggu kepada supir dan kondekturnya, kemudian duduk di bis dengan rasa suka hati.

Sesampainya di leuwipanjang, saya langsung naik angkot soreang. Menikmati macet kopo dipagi hari, ngetemnya angkot dan lain-lain. Hanya pemandangan sekitar jalan yang sering aku perhatikan. Ada rizka fashion, ada irma (apa yah lupa) ada citra farma, ada bajigur durian yang kayaknya enak visund. Aku juga menghapalkan sepanjang jalan kopo, dimulai dari kopo bihbul, kopo margahayu, katapang, kemudian soreang. 

Sesampainya saya di kompleks pemda, seperti biasa saya berjalan kaki menuju dinas kesehatan. Rasanya senang sekali loh. Udara di soreang dipagi hari begitu bersih. Dengan matahari pagi yang menyinari (bikin serab), membuat saya kayak syuting selama berjalan kaki haha
Kantor bupati bandung indah sekali, dengan siluet pegunungan disekitarnya. Ia begitu kokoh berada di tengah pemda. Tempat ini pun menjadi wilayah yang sering dijadikan orang berfoto dan berwisata.

taken by oliv's camera


Hari ini jadwalku untuk mengantarkan vaksin ke empat puskesmas. Bersama Pak Agus dan Pak Opik kami berangkat pukul 08.00. Hal-hal yang mengandung materi kefarmasian tentu akan saya tulis di buku harian kampus. Untuk disini mungkin kutulis hal-hal yang menyenangkan, as a diary.

Kami pergi ke puskesmas baleendah, ciparay, jelekong dan pakutandang. Itu adalah nama-nama kecamatan di Kabupaten Bandung. Dengan mobil box kami berangkat membawa vaksin. Pak Opik adalah supir dinas yang memang dipercaya untuk membawa mobil dinas, termasuk membawa mobil pengangkut vaksin. Beliau sejak lahir memang jadi supir. Pengalaman beliau sungguh banyak, termasuk mengantarkan kepala dinas yang sibuk berpergian jarak jauh dan dikejar waktu. Pak Agus adalah pemegang tugas gudang vaksin. Bersama Bu Imas mereka berdua bergantian. Jika Pak Agus melakukan perjalanan dinas, Bu Imas akan menjaga gudang vaksin, begitupun sebaliknya.

Selama perjalanan banyak hal yang mengalir begitu saja sebagai bahan pembicaraan. Mulai dari batu akik, masalah artis dan prostitusi, goyang dribel, ramalan, jokowi, obama, KAA, burung kenari, pengalihan isu ini dan itu, korupsi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengobrol dengan bapak-bapak itu cukup seru. Jika saya mulai diam, Pak Opik bertanya, 'neng mabok?'. Padahal aku sedang menikmati alam kabupaten bandung yang menyejukkan.

Sesampainya di puskesmas, Pak Agus bercerita tentang keluh kesah mengantarkan vaksin. Ada yang menerima beliau dengan baik, ada yang biasa saja atau bahkan seperti diacuhkan. Kondisi tersebut tentu banyak penyebabnya, termasuk kebiasaan dari setiap puskesmas. Di puskesmas pertama kami masing-masing mendapat sebotol es-tee. Alhamdulillah penyegar suasana mehehehe.

Puskesmas terakhir adalah puskesmas pakutandang! Yey kali ini kami langsung ditawari kopi. Aku diam diam bingung gitu mau jawab apa.

kopi istimewa
Setelah menempuh 3 puskesmas berjam-jam lamanya, di puskesmas terakhir kami diberi 3 gelas kopi panas dengan gorengan. Lontong isi oncom, ubi, risol, bala-bala ya semacamnya. Rasanya memang masih sangat lokal. Enak. Lucunya, Pak Opik merasa ada yang kurang, yaitu sambel oncom. Dasar tamu kurang ajar yah Pak Opikpun ke pedagang gorengan minta sambel oncom. Sambel yang diberikan cukup banyak. Kemudian Pak Opik berpikir kembali, wah ini gorengannya kurang. Dengan uang 2000 rupiah dari Pak Agus, Pak Opik malah membeli 3 gorengan dengan bonus 3 lontong lagi dengan alasan sambel oncomnya masih banyak wqwqwqwq.

Disela-sela canda tawa kami sambil menghabiskan suguhan Pak Aguspun berkata "Ya Bapak juga tahu ti tamansari subuh-subuh da moal sarapan". Mungkin nafsu makan saya terlihat sangat baik ya hehe

Apapun yang terjadi hari itu, bukan karena teh botol, kopi, gorengan ataupun nilainya. Tapi niat untuk memberi dan menyenangkan hati orang lain adalah kunci utamanya. Meski tanpa makanan, senyum dan rasa terbuka ketika tamu datang menjadi hal yang menyenangkan bagi tamu.
Semoga tindak tanduk kita bisa menjadi pribadi yang lebih menghargai tamu dan mudah membuat senang orang banyak.

Dan Alhamdulillah, setelah menunggu bapak-bapak itu solat Jum'at akhirnya kami menuju Pemda kembali. Kali ini kami melewati Kecamatan Arjasari, kami juga melewati kediaman Pak Agus. Dengan jarak 22 km, setiap hari Pak Agus touring dengan motor 5 tahun lebih lamanya ke kantor Dinkes di Soreang. Sebelumya beliau adalah petugas imunisasi dibeberapa puskesmas selama 20 tahun. Untuk ukuran beberapa kali ke soreang dari tamansari masih jauh rasa lelah yang didapatkan Pak Agus. belum lagi jalan Arjasari yang berkelok dan masih rusak membuat jalanan lebih sulit. Semoga Bapak sehat terus dan usaha yang dijalankannya lancar :) Aamin.


Saya dan Pak Agus, foto sama Pak Opik ga keambil :( hixx

Rabu, 22 April 2015

PKPA

Menulis adalah sebuah hobi, mengisi waktu luang. Tetapi untuk membuat tulisan yang berbobot perlu pemikiran luas dan tajam pada pokok persoalan. Itulah yang menjadi salah satu hambatan saya dalam menulis. Selain itu, ide yang mucul terkadang datang sebaris dua baris kemudian hilang karena tidak dicatat. Disitu kadang saya merasa sedih. Termasuk kalimat baru untuk frasa cool, calm and cheerful yang sudah waktunya diganti.

Cool, calm and cheerful sebenarnya adalah sebuah doa. Supaya saya tetap tenang (karena gampang rusuh-red) juga bisa menempatkan keceriaan di saat yang tepat. Entah doa itu telah terkabul atau belum, tapi begitulah tujuan saya menempatkan frasa itu pada header blog.

Dari sejumlah blog yang pernah saya buat, syukurlah ini yang paling istiqomah. Istiqomah atau continuous adalah sesuatu yang sulit diterapkan. Sebagai perumpamaan misalnya, mudah saja kita membeli bibit cabe rawit di pasar, kita tebarkan kemudian diambil hasilnya. Tapi lama kelamaan rutinitas itu tidak dijalankan karena ada tantangan ketika mulai bertani. Mulai dari ketersediaan lahan, air, cahaya dll yang harus diurus saat menjalankannya. Membeli bibit cabe rawit adalah hal yang mudah, tetapi keistiqomahan saat menanam hingga panen merupakan hal yang sulit. Apalagi kita sibuk dan dan dan dan... excuse.

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit", HR. Muslim no. 783

3 bulan belakangan ini saya disibukkan dengan PKPA. PKPA adalah Praktek Kerja Profesi Apoteker. Program PKPA dijalankan ketika sarjana farmasi mengikuti pendidikan profesi apoteker. Untuk di kampus saya, semester satu kuliah dan semester 2 program PKPA ini yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswanya.

Februari-Maret saya PKPA di Rumah Sakit Muhammadiyah. Bulan April di Apotek Kimia Farma 58 Pasir Kaliki (siapa tau ada yang mau nengok) dan terakhir, Insya Allah di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. PKPA diberbagai tempat itu cukup membuat excited, namun excited saja tidak cukup. Banyak sekali hal yang kita akan lebih tau jika praktik di lapangan. Materi kuliah yang sering dianggap tidak penting, tidak didengarkan, menjadi sangat penting dan menyesal karena tidak mendengarkannya saat kuliah. Ya begitulah.

Bagian tersulit bagi saya adalah menulis buku harian. Sulit karena sering adanya penundaan saat mengerjakannya. Meskipun sudah dicatat di kertas lain mengenai poin yang kita bahas tetapi jika belum dipaparkan dalam buku harian, artinya buku harian belum ditulis. Untuk melakukan hal rutin seperti inilah yang sering didatangi rasa malas. Sehingga saya selalu berusaha memotivasi diri sendiri. 

"tak mengapa selangkah dua langkah asalkan tidak berhenti"

Sebagai calon apoteker, kesadaran-kesadaran kemanusiaan memang wajib ditumbuhkan sedini mungkin. Kapanpun selagi ada kesempatan. Berpartisipasi pada balai pengobatan, aktif dalam kegiatan sosial, dll adalah cara-cara menumbuhkan kesadaran kemanusiaan itu sebelum PKPA. Sehingga saat PKPA tidak gugup dan ragu lagi jika bertemu dengan pasien. Paham bagaimana fungsi apoteker ketika menjalankan perannya.

Dari PKPA yang telah saya jalani hampir 2/3-nya, didapatkan sejumlah pelajaran, tangible maupun intangible knowledge. Kita jadi tahu, bahwa sebuah pengajaran tidak hanya diberikan oleh guru/dosen di sekolah/kampus, tetapi juga di lapangan. Guru di lapangan mengajari kita hal teknis yang biasanya kita hanya mampu membayangkannya di dalam kelas. Tentu orang-orang yang mengajari saya ketika PKPA adalah guru yang akan saya ingat dan doakan selalu. Jariyahnya tidak terhitung dan semoga menjadi amal penolongnya. Ketika terinspirasi, kita ingin melakukan hal yang sama saat kami sudah profesional nantinya.

PKPA ibarat setengah dunia nyata, kadang-kadang kita harus memainkan peran karena ini bukan comfort zone kita. Menghapus sifat buruk dan menambah sifat baik. Hal tersebut terkait perkenalan dengan orang baru dan tata cara bersikap. Kondisi ini harus dijalankan agar kedepannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam dunia nyata sikap buruk dan baik kampus satu dan yang lain begitu terlihat jelas. Sehingga seiring berjalannya waktu, kita sambil belajar bagaimana menjadi 'tamu' yang baik saat PKPA.

PKPA membuka wawasan kita tentang banyak hal. Salah satunya tentang tempat tinggal kita sendiri. Saya baru tahu kalau Bandung terdiri dari 30 kecamatan, 153 kelurahan dan terbagi atas 6 wilayah ketika saya bertemu seorang kakek di apotek. Ceritanya saya sedang memberikan kuisioner terkait tugas yang diberikan apotek, sambil mengisi kuisioner, kakek tersebut bercerita tentang hal terkait kota bandung. Kemudian, saya langsung berkaca diri : 'Hei kemana aja kamu hampir 5 tahun di Bandung'.

Di keseharian, bahasa sunda menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan di tempat saya PKPA. Meskipun tinggal di Bandung, khasanah bahasa sunda saya masih buruk karena jarang digunakan :(. Sebisa mungkin kita harus belajar dan menyesuaikan agar lebih mudah saat beradaptasi.

Hikmah yang tersaji tak terhitung jumlahnya.Banyak sekali hal yang bisa dibagi dan dipelajari ketika kita sedang praktek di lapangan. Banyak juga kenangan yang terukir di dalam hati. Apakah itu haru, ragu, malu, sendu ataukah itu menebar tawa atau bahkan menguras air mata.

 

Rizka Triani - 22 April 2015
PKPA Apotek KF 58

me:ran:tau

Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).

Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.
———————————————————————————————-
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)



Kata-kata mutiara dari Imam Asy' Syaf'i tersebut telah luas didengar, sering kali dipublikasi. Namun ada kalanya kita perlu lagi membuka catatan dan membaca kalimat yang sama itu.  Menjadi orang yang hidup sendiri di kampung yang lain bukanlah penderitaan. Bukan pula kesedihan yang tidak tertahan. Menjadi pribadi yang mandiri adalah tujuan. Demi eksplorasi diri yang tak berkesudahan. Manfaat diri pun berkembang agar berguna bagi masyarakat.

*hal ini pernah saya tulis disini

Selasa, 03 Februari 2015

Bapak Polisi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Oegroseno mengatakan, ada sejarah pengangkatan kepala Polri yang diubah dalam pencalonan Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai Kapolri. Mekanisme pencalonan Budi, menurut Oegroseno, dilakukan tanpa pelibatan Dewan Kebijakan Pangkat dan Karier Tertinggi Polri.
"Ternyata ada proses yang tidak biasa. Tidak ada yang perhatikan mantan Kapolri Pak Sutarman. Lalu Pak Suhardi dicopot (sebagai Kabareskrim), kok segampang ini. Jangan-jangan ini jadi budaya baru," ujar Oegroseno dalam sebuah diskusi 100 hari Jokowi-JK, di Kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/2/2015).
Oegroseno menjelaskan, mekanisme pencalonan kepala Polri seharusnya melalui Sidang Dewan Kebijakan Pangkat dan Karier Tertinggi Polri. Dalam sidang tersebut, seorang Kapolri yang masih menjabat bisa ikut mengusulkan nama-nama calon yang dianggap memenuhi syarat sebagai Kapolri.
Dalam sidang tersebut, ia mengatakan, para pimpinan Polri benar-benar menentukan calon pemimpin yang disesuaikan dengan kriteria. Syarat kelayakan untuk menjadi Kapolri juga sangat dipertimbangkan.
Setelah Dewan memutuskan, sebut Oegroseno, nama calon kepala Polri akan diserahkan kepada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), untuk mendapat pertimbangan. Setelah itu, Kompolnas akan menyerahkan nama tersebut kepada Presiden.
Namun, Oegroseno mengatakan, mekanisme tersebut tidak dilakukan dalam pencalonan Budi Gunawan. Dalam surat rekomendasi yang diberikan kepada Presiden, sebut Oegroseno, nama Budi Gunawan hanya diusulkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Tedjo Edhy Purdijatno dan Kompolnas.
Anggota tim Independen tersebut menyesalkan pencalonan Budi Gunawan tidak melibatkan institusi Polri. Justru, menurut Oegroseno, pencalonan Budi lebih dinilai dipengaruhi kepentingan politik.
"Bayangkan, pekerjaan polisi yang sangat sulit diambil Kompolnas dan Menkopolhukam. Padahal, hal itu tidak bisa diwakili orang lain, yang tahu rumah tangga kepolisian, ya Polri itu sendiri," kata Oegroseno.

Setelah membaca artikel dari kompas, tentu saya sangat percaya seorang kapolri dipilih dengan sistem yang baik. Seorang yang terpilih berdasarkan syarat dan ketentuan yang berlakulah yang akan mendudui kursi terhormat Kapolri. Oegroseno adalah mantan wakapolri yang memiliki rekam jejak baik selama di kepolisian. Tak heran jika beliau menjadi anggota tim 9 bersama tokoh-tokoh lain sebagai tim independen yang dibuat oleh Presiden Jokowi. Diantaranya adalah Pak Jimly Asshiddiqie. Dua tahun lalu saya pernah bertemu dengan beliau, saya lupa waktu itu materinya apa. Mungkin karena sangat awam saya jadi ga ngerti waktu itu bahas apa hahaha tapi momen bertemu tokoh itu memang sangat mengesankan :)

Hari ini saya naik angkutan umum dari dago menuju buah batu. Sebelum jam 7 saya sudah berangkat dari pelesiran menuju borromeus untuk naik angkot kalapa. Di perempatan tersebut saya melihat bapak polisi begitu gagah. Seorang polisi memiliki kualifikasi tinggi badan minimal. Saat menjalani pendidikan, proporsi badan merekapun diatur agar ideal. Dan kegagahan itu berlipat menjadi 100x ketika beliau sedang menjalankan tugasnya. 

lensaindonesia.com/ tentu ini bukan di dago

Saya memang biasa naik angkot kalapa tidak di halte hehe, saya kira itu memang biasa, ternyata saya salah. Waktu saya mengirikan angkot, tak ada yang mau mengangkut saya, ternyata saya harus ke halte. Saya melihat sebuah angkot yang berhenti didepan boromeus untuk menurunkan penumpang. Bapak polisi yang mengatur perempatan itu terlihat kesal dan langsung mengeluarkan setumpuk kertas berwarna kuning ke depan angkot tersebut. Tak lama, si angkotpun langsung ngebut ke depan. Ketika Pak Polisi mengeluarkan segepok kertas tilangnya untuk memberi sanksi pada pelanggar lalu lintas, kegagahan dan ketampanannya berlipat 100x lagi. Meskipun beliau pake helm tapi saya yakin beliau emang ganteng #naon.

Lalu akhirnya saya berhasil naik angkot dengan senang hati. Oh begini rasanya naik angkot jauh di pagi hari. Biasanya rute pagi saya hanya kosan-kampus hehe. Jalanan begitu lancar jaya, Pak Polisi yang keren-keren itu emang beneran keren di perempatan boromeus, dukomsel, merdeka dll sehingga membuat saya tidak terlambat karena macet atau angkot ngetem.

Saya teringat waktu saya berada di jalan sekitar Jakarta Pusat. Mungkin itu memang bukan jam sibuk, sehingga terlihat Pak Polisi sedang berada di posnya. Pak Polisi itu sedang merokok dan mainan hp. Pak Polisi itu meskipun ga pake helm dan kelihatan ganteng, tapi kegantengannya langsung turun drastis jadi jelek (...hix..). Mungkin saya berlebihan tentang ini ya hehe

Pak Polisi sedang bertugas maupun tidak bertugas, berseragam maupun tidak berseragam tetap mengabdi pada negara, semoga engkau selalu dilindungi dan disayangi Allah swt. seperti engkau menjaga dan menyayangi masyarakat Indonesia :)

Kisruh KPK-Polri, apa kata orang awam?





Apa yang terjadi antara KPK dan Polri telah dikabarkan melalui media massa. Media televisi, radio, internet, koran dll memberitakan hal tersebut setiap harinya. Meskipun kamu menjadi orang yang paling jarang nonton berita, tetapi jika mendengar kriminalisasi KPK kita pasti menoleh dan ingin tahu apa yang terjadi. Meskipun kita adalah orang paling awam, kita tetap terlibat pada diskusi pinggir jalan mengenai ini.
Siapapun yang berani menggoyahkan kedudukan KPK, Ia berlawanan dengan rakyat
Mungkin itulah yang langsung muncul ketika pemberitaan tentang KPK meluas. Masyarakat Indonesia kadung khawatir dan takut kehilangan punggawa pemberantasan korupsi. Kekuatan politik dari rakyat, tidak sebesar orang yang berkedudukan di pemerintahan. Kami tidak ada daya upaya untuk melaporkan tindak korupsi, karena di lapangan tentu saja yang salah adalah yang melaporkan. Si pelapor yang bersih itu pasti akan dikucilkan dari tempat korupsi itu berlangsung (contohnya di tempat kerja), sedangkan ia butuh bekerja dan mendapatkan uang dari tempat tersebut.
Asal kita bersih
Begitulah nyatanya. Asal kita tidak berbuat kesalahan. Tindakan korupsi, gratifikasi dll memang sudah secara luas dan sistematik ada. Lalu sebagai masyarakat yang posisi politiknya rendah, kami serasa tak bisa berbuat apa-apa. Masalah korupsi terlanjur mendarah daging sejak dulu. Namun, sejak dulu pula sudah ada benih-benih untuk memberantas korupsi. Sejak pemerintahan Orde Lama, lembaga anti kolusi dan korupsi telah dibentuk. Dengan berbagai alasan, lembaga/tim tersebut mati kemudian berganti. Pada masa Orde Baru pun sama, namun mati juga. Setidaknya saya bersyukur bahwa ada para pendahulu yang mendirikan lembaga yang mulia tersebut meskipun untuk menjalankannya bukan main sulitnya. Era reformasi kemudian membawa angin segar. Tahun 2003 Komisi Pemberantasan Korupsi berdiri, alhamdulillah.

Dibawah kepemimpinan Abraham Samad, KPK terus bersinar dengan dukungan penuh rakyat. Rakyat yang sulit membeberkan kasus korupsi didepannya kepada penegak hukum karena takut malah menjadi masalah. Dengan kekuatan media massa, kita lebih mengetahui sepak terjang dari KPK. Entah, waktu saya SD sampai SMA hampir tidak pernah saya tahu ada lembaga ini. Mungkin karena pemberitaan media yang kurang terdengar, atau memang wawasan saya yang dangkal. 

Kinerja KPK waktu demi waktu terus menarik perhatian. Beliau-beliau itu (pimpinan KPK) benar-benar orang terpilih. Sejak kecilnya, mereka dididik dengan sangat baik oleh orang tua mereka. Memiliki jalan hidup penuh kisah dengan latar belakang pendidikan hukum, berkredibilitas sangat baik kemudian mereka disatukan menjadi komisioner KPK yang terhormat.

Sejujurnya, jika saya tidak googling, saya hanya tahu Antasari Azhar yang sebagai mantan ketua KPK. Kasus Antasari Azhar yang sangat terkenal saat itu tak pelaknya hanya sebuah kisah. Kisah seseorang yang terjebak dan hidup matinya benar-benar dipertaruhkan. Namun, tentu mereka bukanlah orang yang lemah dan benar-benar paham konsekuensi yang akan diterima jika menjadi pimpinan KPK .

Tentu Anda masih ingat, kala KPK sedang giat memberantas korupsi. Muncul sebuah kisah pembunuhan dan percintaan yang tak masuk logika kemudian berakhir dengan hukuman penjara bagi Antasari Azhar selama 18 tahun. Miris. Ya, kita doakan saja :)



Saya yakin, jutaan masyarakat Indonesia sangat bersedih dengan kasus tersebut. Dan saya yakin jutaan masyarakat Indonesia tidak rela hal serupa terjadi pada pimpinan KPK saat ini. Itulah yang dilakukan, Tentu saja masyaralat tak ingin KPK berakhir dengan terus mendengungkan #SAVEKPK.


Kasus ini masih terus menerus berlanjut, Budi Gunawan, Jokowi, Abraham Samad, Feriyani Lim, Bambang Widjojanto, selalu ada di headline pemberitaan.

Hanya akhir yang indah yang dinantikan, bilapun tidak itu adalah pelajaran dan perenungan