Rabu, 29 Juli 2015

chronicle of a blood merchant

Apa yang kalian pikir setelah membaca judul film tersebut?

Sesungguhnya aku tidak berpikir apapun ketika kakakku mengajak nonton film ini dirumah. Ya apapunlah untuk mengisi malam sebelum tidur aku ingin menonton film.

Di hari-hari sebelumnya kami suka menonton film india yg tayang di Indosiar, entah mengapa mulai hari ini sudah tidak ada. Hari ini hanya tayangan D Academy saja yg disuguhkan. Sebelumnya ada film india Dhoom 3 dgn pemain Amir Khan dan hari sebelumnya -saya lupa judulnya- dengan pemain Shah Ruk Khan. Film Bollywood yang baru semakin bagus semakin mengikuti zaman. Meski bernyanyi dan joget Indianya masih selalu ada. No problemo, itu adalah kekhasan dari masing-masing produk film.

Dhoom 3- Aamir Khan

Shah Ruk Khan


Di era libur lebaran kali ini banyak sekali film baru maupun lama yang ditayangkan. Salah satu yang menarik adalah film Hijab. Dan dari film itu saya jadi suka sama Dion Wiyoko sebagai aktor. Karena peran galaunya beneran galau abis. Dari film itu jg semakin tergambarkan Hanung Bramantyo yang benar-benar 'liar' menggambarkan sebuah kisah yang tak jarang menyulut kontroversi. Sebagai orang biasa, saya menganggap film tersebut benar-benar hiburan.


Kembali ke topik film Chronicle of a Blood Merchant. Semakin kesini tiket bioskop semakin mahal. Haduh males banget nonton kecuali itu niat banget atau filmnya bagus banget.
Menonton film dirumah akhirnya lebih menjadi pilihan.

Kisah film ini dimulai dari seorang laki-laki bernama Heo Sam-gwan seorang pengangguran miskin yg mencintai gadis cantik bernama Heo Ok-ran. Dengan segala cara ia lakukan untuk menaklukan gadis tersebut. Ia memiliki 2 hyung yang menjadi teman curhatnya.
Kedua teman dekat nya tersebut mengajaknya menjual darah untuk mendapatkan uang. Dengan 1 kaleng darah yang dijual, ia mendapat 2000 won setara dengan gaji sebulan bekerja. Dengan uang itu, ia mengajak si gadis untuk berjalan-jalan dan membeli apapun yang disukai si gadis. Mulai dari parfum hingga bulgogi.
waktu pendekatan
Heo Ok-ran bukanlah seorang single, ia telah memiliki pacar yakni Ha So-Yong. Sehingga saat Sam-gwan mengajaknya menikah, ia ditolak. Tapi Sam-gwan tidak kehabisan akal, ia mendekati orang tua Ok-ran dan membual kesana kemari agar si gadis mudah dinikahi olehnya. Akhirnya Ok-ran putus dgn Ha So-Yong dan menikah dengan Sam-gwan.

Pernikahan mereka dianugerahi 3 orang anak, Heo Il Rak, Heo Yi Rak, dan Heo Sam Rak. Tapi entah bagaimana tetangga sekitar menggosipkan Il Rak sebagai anak Ha So Young,  mantan pacar istrinya. Sam Gwan tidak percaya, ia melakukan cek darah. Namun hal yang tak terduga terjadi, cek darah membuktikan anak tersebut merupakan anak Ha So Yong. Sam Gwan marah besar mendapati diri seperti orang bodoh yang membesarkan anak hingga 11 tahun padahal bukan anaknya sendiri. Ia menangis, tak terima.
Il Rak, Sam Rak, Yi Rak

Setelah Ia kaget dan berkelahi dengan Ok Ran
Sam Gwan menjadi lebih emosional. Ia tidak ingin dipanggil ayah oleh Il Rak. Ia hanya ingin dipanggil paman. Suatu ketika adik Il Rak, berkelahi dengan teman sebayanya. Sebagai kakak, Il Rak tidak ingin adiknya direndahkan. Lawan berkelahi adik Il Rakpun memanggil kakak nya. Perkelahian antar kakak tersebut tidak berlangsung lama. Il Rak membawa batu dan sekali pukul, lawannyapun langsung tersungkur.

Kejadian tersebut tidak berakhir begitu saja. Keluarga dari anak yang kalah dalam perkelahian tersebut tidak terima dan meminta uang pengobatan karena kepalanya yang bocor kepada keluarga Il Rak. Apa mau dikata Ayah Il Rak tidak bekerja dan mereka hidup miskin. Lagipula Ayah Il Rak tidak ingin menebus kesalahan 'anak orang lain' itu.

Untungnya Il Rak benar-benar seorang anak yang baik, dalam film sangat tergambarkan Il Rak yang baik, suka menolong dan selalu ceria.


Ibu Il Rak mendatangi rumah Ha So Young, dengan harapan pulang membawa uang untuk menebus kesalahan anak biologisnya. Di rumah So Young, bukan uang yang didapatkan tetapi ia malah dipermalukan didepan umum. Istri Ha So Young memarah-marahi Ok-Ran.



Ayah Il Rak menunggu dirumah sambil bermain-main dengan kucing. Ia tau istrinya telah diperolok setelah ada laporan dari tetangga yang lain. Ia sudah yakin bahwa keluarga Ha So Yong tidak akan membeerikan uang sedikitpun untuk Ok Ran. Mendapati istri tidak mendapatkan hasil, Ayah Il Rak tidak kehabisan akal. Ia teringat kembali bahwa ia pernah menjual darah. Kemudian ia datang lagi ke rumah sakit dimana ia bisa menjual darah. Uangpun didapat. Hasil penjualan darahnya ia pakai untuk menebus barang-barangnya yang telah disita. Sebagian uangnya digunakan untuk mengajak keluarganya makan diluar. Namun malang, Il Rak diacuhkan oleh ayahnya, ia diminta untuk pergi saja ke rumah kerabat ayahnya dan makan ubi rebus.



Il Rak terus menunjukkan bahwa dirinya anak baik, ia tersenyum dan mengatakan ia lebih suka ubi rebus saat pergi ketika ditanya ibunya mengapa tidak pergi ikut bersama.

Malam itu Il Rak berjalan menunduk. Sempat beberapa kali ia mendatangi rumah Ha So Young untuk mengakui bahwa dirinya adalah anak So Young tetapi hanya caci yang didapati. Ibu Il Rak mencari anaknya yang tak kunjung pulang. Ayah Il Rakpun mengikuti.

Suatu hari So Yong menderita sakit keras, menurut dukun setempat hanya Il Rak yang mampu membuat So Yong hidup kembali. Il Rak diijinkan membantu keluarga Ha So Young agar ruhnya segera kembali ke jasadnya. Prosesi pemanggilan ruh tersebut tidak berlangsung sebagaimana mestinya. Il Rak tidak mampu memanggil-manggil ayah yang bukan ayahnya. Ayah Il Rak yang telah mengasihinya selama 11 tahunpun kalut, melihat anak -yang mungkin bukan anak kandungnya- itu memanggil-manggil ayah yang tidak mengurusinya. Ayah Il Rak (Sam Gwam) dari pasar kemudian datang menyambangi rumah keluarga Ha So Young. Melihat anaknya tidak suka dengan prosesi tersebut hingga menangis, ayah Il Rak pun langsung memeluk dan menjemput Il Rak.

Suasana bahagia kembali mengiringi kehidupan keluarga tersebut. Sayangnya kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama. Saat Il Rak bermain dengan kedua adiknya, Il Rak pingsan. Ayah dan Ibu Il Rak mendatangi rumah sakit dengan tergesa-gesa, dokter mengatakan Il Rak memiliki penyakit seperi ayah kandungnya, ensefalitis.

Melihat anaknya yang tidak berdaya,  ibu Il Rak membawanya ke Seoul untuk diobati di rumah sakit. Ayahnya tetap tinggal di kampung halamannya untuk mencari uang. Kelimpungan ayah Il Rak mencari pinjaman uang. Tidak ada satupun keluarga dan kerabat yang memberikan pinjaman dalam jumlah yang cukup.
Ayah Il Rak pergi ke rumah sakit dan menjual darah. Ia berlari kesana kemari untuk menjual darah. Meski telah pucat ia terus menjual darahnya selagi ada kesempatan. Selama 3 hari ia pergi ke sejumlah rumah sakit menjual darah hingga tubuhnya sangat lemah, hampir mati. Dalam suatu kondisi akhirnya dirinyalah yang membutuhkan infusan darah.

Ibu Il Rak tetap menanti Ayah Il Rak yang mencari uang.

Il Rak yang sedang berbaring lemah di rumah sakit mendengar suara ayahnya. Ia tersadar dan keluar dari tempat tidurnya. Namun ayahnya tidak terlihat lagi. Setelah Il Rak masuk ke kamar, ia melihat ayahnya sedang berjalan di pinggir jalan. Dengan cepat ia mencabut infus dilengan dan pergi mendekati ayahnya. Setelah berlari dan mencari hingga ia sesak, ia belum juga mendapatkan ayahnya. Saat beristirahat ia baru melihat ada ayahnya di seberang jalan.

Ayah Il Rak menoleh setelah dipanggil ke sekian kali oleh anaknya itu, dengan bercucuran air mata, kusam dan pucat, ayah Il Rak menyebrang jalan kemudian memeluk anaknya.
Ayah Il Rak bertanya dimana Ibu Il Rak. Il Rak pun memohon maaf kepada ayahnya karenanya ibunya di operasi.

Mereka bedua berjalan kembali ke Rumah Sakit dan mencari kamar Ibu Il Rak. Ibu Il Rak baru saja di operasi pengangkatan ginjal, ia menjual ginjalnya untuk menebus biaya rumah sakit anaknya.

Dengan begitu dramatis, film tersebut hampir selesai. Bahwa akhirnya semua baik-baik saja dan mereka kembali ke rumah.

Ayah Il Rak tidak lagi menyuruh Il Rak makan dirumah kerabat, mereka berlima pergi ke rumah makan untuk membeli makanan yang selama ini hanya mampu dibayangkan oleh keluarga tersebut.




Selesai.

Seperti film-film korea pada umumnya, selalu ada adegan-adegan dramatis yang dipertontonkan. Mulai dari adegan kremasi, adegan penjara, kelaparan, penyiksaan, dll sehingga penonton dibuat kesal.

Tapi kali ini ada pelajaran yang lebih penting yaitu tentang darah. Dari setiap hal yang digambarkan melalui film ini membuat kita semakin takjub mengapa ada aturan dilarang memperljual-belikan darah. ya ini akibatnya. Setiap orang miskin mengambil jalan pintas. Di rumah sakit yang menerima penjualan darah, berbondong-bondong orang datang. Mengantre untuk menjual darah. Untuk apapun kebutuhannya. Hingga tak terkendali. Hingga sulit dibatasi. Asal masih ada darah, teruslah ia jual,


Hukum mendonorkan darah adalah boleh dengan syarat dia tidak boleh menjual darahnya, karena Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda dalam hadits Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma-:

إِنَّ اللهَ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَيْءٍ, حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ
"Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya."

Sedangkan darah termasuk dari hal-hal yang dilarang untuk memakannya, sehingga harganya pun (baca: diperjual belikan) diharamkan.

Allah memang Sang Maha Mengetahui makhluk ciptaan-Nya. Teman-teman saya rekomendasikan untuk menonton film ini, dan simpulkan sendiri bagaimana maknanya :)