Minggu, 30 April 2017

Metamorfosa Akhlak #1 - Kang Rashied

Beberapa waktu yang lalu, aku mengikuti sebuah acara di menara 165. Acara tersebut berjudul Metamorfosa Akhlak yang dipersembahkan oleh Rumah Ilmu Al-Hilya (Rumil). Rumil tersebut berada di daerah cinere, yang rutin mengadakan pengajian ibu-ibu setiap hari senin-jumat. Melihat semangat ibu-ibu yang datang begitu semangat mencari ilmu, membuat saya bangga terhadap mereka. Termasuk ketika mengikuti pengajian ini. Karena ilmu-ilmu yang diberikan sangatlah bagus, jadi pengen banget ilmunya ga hilang tapi terabadikan dalam tulisan. Moga-moga bisa bermanfaat. Selamat membaca!


Ada 3 pengisi acara dalam 4 jam waktu pertemuan itu.
  • Kang Rashied
  • dr. Aisyah Dahlan
  • Ustadz Abi Makki
Yuk kita bahas materi yang sempat saya tulis di buku catatan pada saat itu.

Kang Rashied




Metamorfosa artinya ada perubahan. Berubah dari sesuatu yang kurang baik atau bentuknya yang kurang sempurna menjadi sebuah bentuk yang lebih indah. Seperti bagaimana perubahan ulat menjadi kupu-kupu.

Kita sebagai manusia jangan takut akan sebuah perubahan, karena sebuah perubahan adalah keniscayaan dan bentuk kemenangan. Ingat pesan Allah, bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan tanpa perubahan dari kaum itu sendiri (QS. Ar Ra'd: 11)

Dalam melakukan perubahan, tentu saja tidak mungkin tanpa halangan. Sudah dipastikan ada hambatan yang melintas dan kita wajib melewatinya.

Baru pakai kerudung kemudian takut diejek bau surga.

Bersikaplah santai, karena omongan orang lain itu bisa jadi hanya firasat dan omongan tersebut tidak perlu kita dengar.

Jangan merasa cukup dengan keimanan kita saat ini, karena kalau merasa cukup perubahan tidak pernah menjadi total (kaffah).

Bayangkan saja jika ulat berhenti bermertamorfosa saat masih menjadi kepompong. Jika dikemudian hari ia tahu bahwa ia akan menjadi kupu-kupu yang indah, tentu dia akan sangat menyesal karena tidak sabar, dan mencukupkan diri menjadi kepompong saja.

Maka dari itu, kita perlu bersyukur atas karunia dan nikmat yang Allah berikan disaat-saat berat maupun ringan di kehidupan kita.

Nabi Musa dan Daud saja pernah memohon kepada Allah dan berkata :

Begitu banyak rahmat air palestina, engkau sudi Allah. kemudian bagaimana cara bersyukur padahal hakikatnya diri ini kufur.

Apa sudah yakin kalau nikmat apa saja yang sudah dicicipi dari Allah, sudah dihitung syukur?

Imam Juned Al-Baghdadi berkata kepada muridnya: Wahai murid, sesuatu disebut syukur jika saja nikmat yang Allah beri tidak dipakai maksiat.
Jika pemberian Allah dipakai maksiat, itulah yang disebut kufur.


"Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh

Ketika kita banyak mengikuti pengajian, maka praktikkanlah.

Jangan bersandar pada kecerdasan diri kita. Tetapi bersandar pada Allah yang menolong kita.
Barang siapa yang benar-benar bertakwa kepada Allah. Akan ada jalan keluar dari Allah. Ketakwaan itu membawa pertolongan Allah. Semua ini mudah bagi Allah, andai kita takwa.
Allah yang memudahkan segala sesuatu yang sulit, membukakan pintu yang tertutup. Allah-lah yang lebih tau.

Jika kita patuh kepada Allah semata, hidup kita menjadi lebih ringan.
Tidak ada yang bisa diselesaikan tanpa bantuan Allah.

Tengoklah kondisi saat ini. Banyak penghinaan, gelap dan membuat suasana menjadi keruh. Politik, ekonomi dan bidang lainnya merupakan jalan menuju Allah. Jangan ribut sama kendaraannya tetapi itulah cara tunduk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dan semuanya bermuara kepada Akhlak.

Akal menghasilkan Fikir
Hati menghasilkan Zikir
Badan digunakan untuk Ikhtiar


Rasa gelisah, galau dan merana itu terjadi didalam dada. Lalu kita patut bertanya, hati ini milik siapa?

Pada saat saat sesak dan sulit, seringkali kecerdasan tidak berarti. Maka kembalilah untuk meminta pertolongan kepada Allah.

Ketika kita hidup, ada tanda-tandanya, antara lain"

Diuji Allah.

Jika Allah mencintai kita, ia akan menguji kita dengan 4 hal :
  1. Ujian/Musibah -> Sabar
  2. Nikmat -> Syukur
  3. Maksiat -> Taubat
  4. Taat -> Ikhlas

Jika dalam ujian kita bersabar, dalam nikmat kita bersyukur, saat melakukan maksiat kita bertaubat dan saat menapaki jalan taat kita ikhlas. Insya Allah, Allah akan mengangkat kualitas kita sehingga muncul perasaan tawaddu'. Semoga kita termasuk dari bagian orang-orang yang Allah pilih yang tawaddu'.

fazkuruuniii azkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Al Baqarah: 152)


Cinta itu bagaikan generator energi. Ketika ada cinta, kita akan berjuang terhadap yang dicintai.
Ketika tau bahwa diri ini, badan ini milik Allah, tentu diri ini akan sadar termasuk dengan asupan makan setiap waktunya. Bukan perut asbak.

input halal menghasilkan rahmat
input haram menghasilkan maksiat

Seperti lebah yang hanya mengambil sari murni dari bunga, sehingga hanya akan menghasilkan madu yang murni.

Hasil/outout yang jernih dan murni itu dapat dilihat dari akhlaknya.

  • Solat
  • Ngaji
  • Puasa
  • Zakat

merupakan input untuk menghasilkan akhlak yang baik.
Orang mukmin punya outer beauty, dan inner beauty yang terbentuk dari akhlaknya

Perumpamaan sebuah jeruk, dimana saat mengupasnya ada kulit, isi dan saat dimakan ada rasanya.

Kulit atau cangkang itu adalah Syariat
Isinya merupakan Hakikat
Rasanya adalah Makrifat

Kulitnya adalah Islam
Isinya adalah Iman
Rasanya adalah Ihsan

Cangkangnya bisa dipelajari melalui ilmu fiqih
Isinya adalah ilmu tauhid
Rasanya digali dengan ilmu akhlak dan tasawuf

Pahami Three Steps of Happiness itu, untuk mendapatkan kenikmatan yang sesungguhnya dengan memaknai Islam secara kaffah.

---

Wallahu A'lam Bishawab.

Tidak ada komentar: