Rabu, 17 Agustus 2016

Puisi untuk Negeri

Bendera di halaman sekolah Lintang dan Ikal

Negeri ini negeri termahsyur
Yang tanamannya indah dan selalu subur
Negeri ini negeri yang kaya
Yang hartanya tersimpan berlumbung-lumbung di tengah sawah
Negeri ini negeri yang kuat
Yang petingginya sering pulang larut karena rapat

Cita dan harapan membangun bangsa tumbuh begitu subur dibenak rakyatnya
Tak perlu kau tanya lagi apa yang diharapkan setiap jiwanya
Ia hanya membutuhkan komitmen untuk berhenti memperkaya diri sendiri dan peduli pada cita dan impian anak-anaknya
Bukan terkungkung dalam kepentingan sehingga bingung jika ditanya sang suara

Gotong royong adalah hal dasar untuk membangun fondasi negeri ini
Persatuan adalah kunci utama terbentuknya pilar-pilar elemen Negara
Agar kebhinekaan selalu terwujud dalam gerak dan langkah

Negeri ini telah berumur lebih dari setengah abad
Tujuh puluh satu tahun lamanya
Selama itu pula negeri ini menjadi Negara merdeka
Berkonstitusi, beradap, dan berbudaya
Meskipun setiap detik yang berjalan terasa sulit dan terpapah karena jutaan rakyatnya berteriak lapar
Itu tak menjadi batasan dan hambatan untuk berkembang dan berjalan menapaki lintasan yang berduri

Aku ingin menjaga bangsa ini dengan jiwa dan raga yang kokoh dan tak penuh kesah
Yang sering bangun terpagi dan tidur termalam demi menjaga bangsa
Yang rela menjaga idealisme sampai tua agar tidak termakan uang dan harta
Meski lelah dan berdarah
Meski sulit dan pailit

Negeri ini sudah tua
Sudah sepatutnya
Sudah selayaknya
Ia membuka jalan bagi yang muda agar terus mengisi
Sebelum segalanya mencapai garis henti

Jalan luas terbentang panjang di seberang selatan
Sebagai jalur murni dalam ada dan bahasa yang disayang ibunda
Aku resah selalu bertemu dengan kata iba
Berkasih dengan sendu dan pilu yang menguras rasa
Karena di pelosok Negeri ku ini selalu saja ada yang terperosok
Namun, harapan akan selalu dapat terbangun karena cinta yang tak pernah sedikitpun lekang
Apalagi hilang.

17 Agustus 2016
Rizka Triani