Minggu, 12 November 2017

Diuji

Lapang dada dan berbesar hati dalam menghadapi berbagai situasi adalah solusi. Milyaran orang hidup didunia dengan karakteristik, ilmu, dan pandangannya sendiri. Variabel kehidupan yang tak terhingga itu menyebabkan hasil yang beragam. Berjuta tak hingganya. Tinggal bagaimana kita menarik hikmah dan memberi respon terhadap setiap aksi yang dilancarkan bumi kepada diri kita.

Dua sikap baik itu bukan hanya salah satu materi di buku pelajaran. Apalagi sekedar pemanis kewarganegaraan. Kedua karakter itu adalah pelega kehidupan. Penawar segala lelah dan upaya. Memang berbatu jalan untuk mencapainya. Namun indah pada akhirnya. Karena sesuatu yang baik/bagus butuh waktu. Satu, dua, empat, sepuluh atau bahkan dua puluh tahun tak cukup untuk membentuknya.

Seiring bertambahnya usia. Semakin banyak rintangan dan tantangan di hadapan. Selagi bayi kita diuji. Pada usia sekolah dasar kita diuji. Ketika memasuki masa remaja kita diuji. Melalui pilihan-pilihan sulit, menjelang dewasa, kita pun diuji. Diuji dengan cara yang berbeda dan tingkatan yang progresif. Ujian. Dengan menyadari bahwa ujian akan selalu datang -atau apalah itu namanya cobaan, musibah-, kita akan lebih mudah menerima setidaknya tidak perlu terkejut. Qadarullah.

Jika anda diuji, ingat tiga hal: 
1. Ada orang yang musibahnya lebih berat 
2. Dekatnya pertolongan Allah 
3. Besarnya pahala sabar 

❤️❤️❤️

Lapang dada dan besar hati adalah hasil dari bentuk pengendalian diri. Latihan untuk memahami dan berpikir lebih luas. Berhenti untuk sesak karena sempitnya rongga dada. Caranya adalah berharap hanya kepada Allah, mencari rahmat Allah yang luas, bertumpu kepada Arrahman Arrahim, dan sabar.

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. al-A'raf: 56)

Yay! Welcoming quarter life crisis 🤗😊😩