Kamis, 09 Januari 2014

Resah Lihat Acara TV?

mungkin teman teman perlu baca ini dan ini terlebih dahulu.

Yap begini guys.
Sudah bertahun-tahun lamanya Pertelevisian Indonesia miskin acara bermutu
Dulu di pagi hari atau sore hari sering ada acara kuis yang penuh ilmu
Sebut saja Gallileo dan Who Wants To Be a Millionare


Seingat saya kedua cara itu berhenti sejak saya masih SD atau sekitar 10 tahun yang lalu
Acara tersebut begitu digandrungi dan menjadi trendsetter
Sekarang ini Rangking 1 masih ada ga ya di Trans TV?
Setau saya hanya itu acara kuis yang masih bertahan
Meskipun indosiar berkali kali mencoba menaikkan lagi pamor Siapa Berani dengan
menyuguhkan sedikit perbedaan nama dan konsep

Beranjak SMP dan SMA menjamurlah sinetron kejar tayang
Dulu sejujurnya saya suka loh nontron beberapa sinetron
Salah satunya sinetron nova eliza sama malih itu dan Yoyo (namun karena Yoyo sering sekali disiksa
diakhir-akhir episode saya dan mamah memutuskan untuk tidak menonton lagi)

Kenapa ditonton? Karena menghibur dan tayang satu minggu sekali. Yap kita ga eneg nontonnya
Tapi sekarang? Sinetron setiap hari tayang dan isi cerita sulit sekali dibilang berkualitas.
Entah syukuran apa yang mereka lakukan ketika tembus ribuan episode.

Dulu Mtv menjadi acara musik yang dinanti. Program nya sangat dinanti seperti Mtv Ampuh, Mtv Bujang sekalipun.
Sekarang? Semua sibuk bikin acara musik berjam-jam padahal konten musiknya sulit sekali dibilang berkualitas.

Dibalik keresahan diri. Ekhem. Bersyukur sebagai anak 90-an yang sempat punya Sherina sebagai true artis cilik dan acara tv berkualitas.
Nah, sekarang sulit mencari figur artis cilik. Yang ada Coboy Junior, Duo Jelly, Swittins yang lagunya tentang cinta antara teman.
Adakah lagu tentang ibu atau ayah yang mereka nyanyikan? Sayang Sekali Sodara, jawabannya tidak ada.
Mungkin ada lagu yang membuat semangat dari Coboy Junior seperti Ngaca dulu deh dan Terhebat.

Suatu saat saya menonton acara joget-joget itu dirumah, Pukul 10 malam.
Bapak saya bertanya: itu ibu ibu pada joget malem malem gini?
Saya : yaiyalah
Bapak : Astaghfirullahalazim ada ada aja
Mamah : Biarin hiburan buat mereka, udah hidup susah masa ga ada yang bikin seneng

Nah itulah perbincangan saya dengan orang tua suatu hari di minggu lalu. Dan saya ikut menyetujui kalimat mamah saya kali itu. Kebanyakan orang yang menonton TV memang berpendidikan rendah. Jadi wajarlah tv memberikan acara untuk pasar yang itu. Lagipula acara itu banyak hadiahnya setiap hari. Dari pada ikut tegang nonton sinetron atau kesal menonton berita korupsi ya lebih baik ke studio yang memberikan sejumlah hadiah itu. Toh kita tidak mampu memberi uang dan memberi pekerjaan bagi orang yang membutuhkan hadiah hadiah itu.

Hal ini tidak dapat dilepaskan dari keberadaan penonton bayaran. Profesi ini marak akhir akhir ini, dan mungkin bayaran inilah yang memicu orang datang memeriahkan suatu studio acara musik (yang katanya).


Yang jelas Miskin membuat orang bisa melakukan apa saja untuk membuatnya punya uang. Salah satunya menjadi penonton bayaran atau ikut ke suatu acara yang menghadiahkan uang. Miskin keterampilan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.
Lalu ini menjadi salah siapa?
Penonton miskin -> butuh uang -> Studio ramai -> Rating naik -> Banyak Pengiklan -> Produser Senang
Kok ironis yah berawal dari penonton miskin -> produser senang

Tak sedikit orang merasa diuntungkan loh dengan acara yang menurut orang berpendidikan tinggi tidak bermutu. Contohnya pelawak termasuk Caisar dan Bopak yang sedang naik daun dan memiliki pohon uang sejak terlibat diacara joget-joget. Apa perlu kita hentikan kreativitas itu dari mereka untuk mendapatkan uang?
Termasuk film horor esek-esek yang masih tetap ada dan banyak penontonnya yang bayar untuk itu (bahkan penontonnya melebihi edensor). Dan itu ada peminatnya. Kapal van der wijck bagus dan menduduki peringkat pertama dunia perfilman saat ini, bisa kok. Semua tergantung pilihan.

Intinya dalam kehidupan ini ada korelasi antara sebab dan akibat
Semuanya berpadu dan sulit bagi kita untuk memaksakan kehendak pribadi.
Jika mau nonton silakan, tidakpun tak apa apa. TV merugi, ia pasti membuat acara lain.

Sekarang permasalahan ada pada produser. Mengapa minim acara berkualitas yang dapat mereka hasilkan?

Penonton jenuh -> Peluang -> Terobosan -> Acara berkualitas -> Penonton banyak-> Produser Senang

Inilah yang dilakukan oleh net tv yang menerobos acara pertelevisian Indonesia. Mereka melejit bukan karena inovasi amat sih hanya konsepnya yang lebih berkualitas.
Contoh acaranya: Breakout yang pure musik, Sarah Sechan, The Comment, Music Everywhere dan Satu Indonesia.
Acara musik cem breakout itu ga baru. Cuma dihadirkan lagi.
Dulu saya sempat suka nonton O channel karena ada acara pure video klip  tiap jam 12.00-12.15, sekarang isinya iklan doang kayanya.
Acara talkshow, dimana-mana ada tapi konsep Sarah Sechan itu oke dan sangat bisa diterima. Keberadaan Music Everywhere juga pernah ada, hanya saya lupa apa namanya dan dibangkitkan lagi oleh Net. Acara Satu Indonesia juga ya semacam satu jam bersama seseorang seperti itu. Dan dimunculkan kembali.
Dengan kekuatan tanpa iklan banyak, kamera HD dan presenter, Net mampu mendobrak industri TV. Mereka tidak mainstream.

Namanya Industri mereka itu pebisnis, takut rugi dan akhirnya kapitalis.
Gambling untuk membuat acara baru dan segar. Wajar mereka membuat itu, menjadi follower.

Banyak sekali hal yang ingin saya komentari tapi tulisannya makin sulit dipahami dan ngaclok kemana-mana jadinya.
Intinya, TV adalah pilihan. Kamu punya radio, koran atau majalah untuk mencari apa tujuan kamu mencari sebuah media. Untuk informasi? hiburan? itu terserah Anda.
Tenang teman-teman. Dunia ini berputar, dan acara TV yang tidak bermutu itu pasti akan lenyap dan digantikan dengan acara yang lebih bermutu. Maka kita dukung acara bermutu dengan menontonnya.

Penduduk ini ingin dicerdaskan melalui televisi, kami berharap televisi mampu menyuguhkan acara yang berkualitas dan mendidik. Jika saya harus memilih acara di malam hari, mungkin saya hanya memilih film.
Apakah televisi akan membiarkan lubang kosong penonton tv dengan terus menayangkan hal itu itu saja? Tentu akan ada terobosan hingga lubang kosong itu dapat ditutup.

Benang merah dari semua keadaan yang adalah kemiskinan.
Penonton miskin ilmu dan hiburan
Pertelevisian miskin keberanian dan keinginan untuk mendidik bangsa.

Sabtu, 04 Januari 2014

Tips Memilih Presiden

 
Obrolan santai dimanapun kali ini, tak seksi rasanya jika tidak bicara tentang politik. Setidaknya bicara tentang siapakah yang pantas menduduki kursi presiden. Sebagai pemudi yang baru pertama kali berkesempatan untuk nyoblos rasanya ada tanggung jawab untuk memilih yang terbaik. Berikut tips memilih presiden –hasil obrolan meja makan-

1.     Tidak bermental penjajah
Akibat 350 tahun dijajah setidaknya oleh 4 generasi Belanda kemudian 3,5 tahun oleh Jepang, Bangsa Indonesia seharusnya sudah kenyang dijajah. Tapi Bapak-Bapak tua yang masih menghuni Senayan dan punya kekuasaan juga punya mental penjajah akibat pernah dididik ala penjajah. Emang gimana ciri orang yang bermental penjajah?. Ia rakus, berulang kali mencalonkan diri jadi presiden meskipun kalah terus, egois, tidak mawas diri, merasa paling benar dan pandangannya tertutup.

2.       Open minded
Ingat tidak waktu Indonesia merdeka? Nah itu akibat desakan dari pemuda. Ia tidak ada urusannya dengan Belanda, yang dia inginkan adalah merdeka. Tidak ada kepentingan apa apa yang penting Indonesia Merdeka harga mati. Mereka inilah yang pikirannya terbuka karena tidak tertutup kepentingan yang sudah terlanjur dinikmati.

3.       Berani
Cari calon presiden yang banyak janjinya. Realistis dan ada konsekuensi terhadap suatu pelanggaran. Ingat tidak ketika pemimpin Cina ingin menghukum mati semua koruptor? Ia memesan 100 peti mati dan sisakan 1 untuknya jika ia korupsi. Nah itu dia pemberani namanya. Kalau belum berani seperti itu setidaknya jika ada dipartainya yang korupsi langsung pecat apa kek gitu yang mampu dilakukannya saat ini.

4.       Integritas dan Komitmen
Sulit memisahkan 2 sifat ini. Kalau belum tau seperti apa cari lah di google bagaimana track record nya. Jika ada record buruk jangan langsung dihakimi juga siapa tau dia sudah memperbaiki diri berapa tahun belakangan ini. Tapi kalau record buruknya sudah tidak bisa dimaafkan seperti menenggelamkan pemukiman sejumlah kecamatan karena kelalaiannya ya terserah anda hehe.

5.       Kekuatan politik
Kekuatan politik juga penting untuk memilih seorang calon presiden. paakah dia datang dari partai yang banyak musuhnya? Apakah ia kuat karena figurnya seperti Jokowi? Apakah ia kuat karena uangnya? Lihatlah ia punya kekuatan dimana. Google pasti punya jawabannya.

Sekian dulu 5 ciri presiden ideal yang bisa kita pilih. Ingatlah bahwa tulisan ini tidak ada maksud untuk menyudutkan calon, hanya suara rakyat biasa yang ingin meningkatkan ilmu agar yang dicoblos sesuai dengan harapan bangsa bukan karena serangan fajar. Yuk ah, yang muda juga mau melek politik J

Review Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Ah sudah lama rasanya diri ini tidak menulis. Ide di otakku sudah meninggi namun terhempas angin karena tidak dipadatkan dengan tulisan. Mahadahsyatnya tulisan yang dapat mengabadikan ide, memberi masukan, motivasi, apalagi inspirasi. Lewat tulisan kau bisa buat dinuamu sendiri. Lewat kata-kata kau bisa terhanyut dengan cerita kasih atau tertawa karena cerita komedi.

Baru baru ini aku menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Tak terlintas dalam keinginanku sedikitpun untuk menonton film ini. Tapi temanku mengajaknya. Mama dan kakak perempuankupun telah menonton, wah telat aku belum juga menonton setelah lebih dari 2 minggu film itu tertambat di bioskop.

Hei akhirnya aku menonton film berdurasi 3 jam itu. Kedua orang tuaku dulu waktu muda sudah membaca buku itu. Buku hasil pinjaman di perpustakaan. Dulu perpustakaan sangat ramai, koleksi bukunyapun melimpah. Sejak orang tuaku muda, buku itu sudah tergolong kuno. Nah bagaimana dengan saat ini? Buku itu memang super kuno. Mamaku saja sudah lieur membacanya karena ejaannya masih oe, dj dan tj.

Masuk ke gedung bioskop Cibubur21 agak telat karena temanku minta diantarkan terlebih dahulu ke atm. Namun aku tak ketinggalan jauh. Nama cast yang diperkenalkan masih terpampang di layar dan narasi Zainudin baru saja dimulai.

Duduk di bangku D9-10, jadilah diriku terperangkap dalam cerita kuno yang dahsyat itu. .Herjunot Ali si pemilik suara Zainudin itu bercerita tentang dirinya yang hidup yatim dan piatu. Ia hidup dalam kondisi suku dan adat sangat dijunjung tinggi. Di Makassar ia disebut orang Padang. Di Padang ia disebut orang Makassar. Bingung ia dibuatnya. Ia meminta izin saudaranya untuk pergi ke Padang dan menuntut ilmu disana. Batipuh nama daerahnya.

Ketika teman teman menonton film itu, disuguhkanlah landscape yang indah. Sangat Indonesia. Di layar lebar, pemandangan itu seperti lukisan. Siapa saja yang melihatnya pasti ingin diajak ke Padang dan membuktikan keindahannya sendiri.

Zainudin berjalan bersama gurunya, lalu ada kereta kuda yang melintas dan membawa Hayati, diperankan oleh Pevita Pearce. Wajah Zainudin sangat terpesona. Dan Hayati yang polos itu sangat cantik dengan kerudung yang ia gunakan. Dalam beberapa kesempatan mereka dipertemukan, benih cinta yang semakin tumbuhpun dipelihara dengan baik melalui surat surat yang selalu berbalas kalimat cinta. Indah sekali film itu digambarkan. Narasi, dialog dan surat berisi syair dan puisi dibawakan dengan dialek Melayu yang kental. Sangat Indonesia.
Zainudin berperawakan kurus dengan kaus lengan panjang dan sarung serta kopiah. Hayati biasa berbaju kurung dengan kain dan rambutnya ditutupi selendang kerudung. Entah apa nama persisnya kerudung yang dikenakan itu. Kerudung, selendang  atau selendang kerudung aku tak tahu.

Kisah cinta Zainudin dan hayati yang sering bertemu di beberapa kesempatanpun telah diketahui orang banyak. Menjadi fitnah. Dan Zainudin ditolak oleh keluarga Hayati karena ia dinilai tidak beradat, bersuku, berlembaga dan terpandang karena lahir dari orang tua campuran Minang-Bugis. Zainudin diusir dan pergi ke Padang Panjang. Sebelum ia pergi, Hayati menemuinya. Adegan ini sangat indah dengan beberapa kali siluet mereka ditampilkan dengan backlight matahari yang temaram dipinggir danau. Kata kata yang diucap Hayati pun bak sajak pengguggah hati. Membuat Zainudin bersemangat meskipun harus pergi meninggalkan Batipuh. Hayati berjanji akan menunggu Zainuddin dalam keadaan suci meski harus bertahun menunggu lamanya.

Kesempatan pun tiba sangat indah. Hayati diizinkan pergi ke Padang Panjang untuk menonton pacuan kuda. Tak lupa ia sudah menyurati Zainuddin untuk dapat bertemu di pacuan kuda itu. Hayati tinggal dirumah Khadijah selama beberapa waktu selagi ia jauh dari Batipuh. Namun sayang seribu sayang. Ada seorang Aziz yang datang diperankan oleh Reza Rahardian. Ia adalah Kakak dari Khadijah. Aziz dan keluarganya sangat kaya. Bajunya pun tak lagi bergaya melayu ataupun ketimuran. Pengaruh barat sudah melekat dalam kehidupannya. Perilaku Aziz yang sering berfoya-foya, berjudi dan mabuk mabukkan adalah rahasia umum. Baju Hayatipun tak lagi menggunakan baju kurung yang sopan. Ia didandani Khadijah bak putri Belanda dengan dress dan topi lebar. Cantik. Dan Aziz semakin tertarik.
\
Sedang di pacuan kuda, Hayati dan Zainuddin bertemu dengan kondisi berbeda. Hayati tak seperti gadis polos dari kampung Batipuh yang dikenalnya. Kekecewaan dari raut Zainuddinpun sangat tampak, cukuplah membuat penonton ikut kecewa dengan pertemuan yang singkat karena Khadijah menarik Hayati untuk meninggalkan Zainuddin. Namun sayang, kemampuan Pevita Pearce berakting tidak cukup menggambarkan kekecewaan yang diterimanya, meski ia mengaku pusing saat pacuan kuda berlangsung karena niatnya ingin bertemu Zainuddin batal.


Hayati pulang ke Batipuh. Sudah datang lamaran dari Aziz dan sepucuk surat lamaran dari Zainuddin untuk meminang Hayati sebagai istri kepada keluarganya. Karena Zainuddin tidak beradat, bersuku, berlembaga dan terpandang, ia ditolak. Lamaran Aziz diterima. Hayati hanya mampu menurut. Sementara itu, ada adegan mengharukan dari Zainuddin sambil menunggu balasan dari surat lamarannya. Ia mengaji sangat dalam. Membaca Ayat Al-Quran dengan syahdu dan indah. Jika tidak salah Al-Mulk ia baca dan di adegan lain Yaasiin yang ia baca.

Sebagai penonton aku memandang adegan itu sebagai Junot. Wah alangkah indahnya jika di dunia nyata ia mengaji seindah itu. Tak satupun perempuan yang menolaknya. Berbeda jika aku menonton film yang lain, suara mengajinya diisi orang lain. Hmm ya sedikit mengecewakan. Sebagai Muslim keindahan mengaji adalah nilai tambah yang memikat. Sesumbang-sumbangnya nada yang ingin ia capai namun dalam mengaji pasti indah jika dilakukan dengan tulus dan bersungguh sungguh. Dan Junot melakukan itu. Ia jauh dari keindahan suara mengaji Qoriah. Cerita dan napas yang dalam membuat kerisauan hatinya tergambar jelas oleh getaran suara mengaji dalam film. Sangat indah.

Surat balasan pun tiba, Zainuddin bersedih karena cintanya ditolak, begitupun surat yang diterimanya dari Hayati. Hayati meminta hubungan mereka yang pernah terjalin dilupakan saja dan segera membangun persahabatan yang kekal. Hayati menikah dengan Aziz dan mereka pun membangun rumah tangga bersama. Hari demi hari semenjak lamarannya ditolak, membuat kondisi fisik Zainuddin ikut padam. Selama di Padang Panjang dia tinggal bersama keluarga Muluk. Bapak Muluk adalah guru mengaji yang hebat. Sedang Muluk anaknya malah senang berjudi di warung. Namun kesetiakawanan Muluk tak lagi dapat diragukan. Ia selalu menemani kesendirian Zainuddin pasca pernikalah Hayati. Zainuddin menggila. Dokter meminta agar Hayati datang menjenguk Zainuddin. Kabar tersebut diamini Hayati dengan diantar oleh Aziz, suaminya. Akting Reza Rahardian dalam film ini –seperti biasa- sangat bagus. menyebalkan sampai sangat kubenci. Tingkahnya yang otoriter dan sok kaya membuat ia semakin kejam pada istrinya. Zainuddin bangun dari kasurnya dan melihat Hayati, dengan setengah waras ia menyadari dengan pacar kuku di selupuh jari milik Hayati itu menunjukkan Hayati sudah menjadi milik orang lain. Apalah arti hidup ini bagi Zainuddin. Ia mengusir Hayati dan kembali meringkuk dibalik selimut.
Dibalik kesedihan yang mendalam dan hidup ditengah kemelaratan hati, ada Muluk yang membangun Zainuddin. Surat Zainuddin yang tertulis penuh sajak dan keindahanpun sudah diketahui Muluk. muluk menguatkan Zainuddin untuk menulis dan mengirimkannya ke Koran. Dengan Ujian yang dihadapi Zainuddin, itu bisa membuatnya bangkit dan mencurahkan kepeningannya dalam tulisan membentuk hikayat. Dan Teroesir adalah buku pertamanya yang berhasil dicetak. Bukunya sangat laku terjual Istilahnya zaman sekarang best seller atau mega best seller. Sebelumnya, Teroesir hanya hikayat bersambung dalam sebuah Koran namun karena peminatnya banyak dicetaklah menjadi sebuah buku.

Singkat cerita Zainuddin menjadi orang kaya dan pindah ke Surabaya untuk membangun sebuah perusahaan percetakan yang gagal dibangun oleh pemiliknya, bangkrut. Di Surabaya karir Zainuddin menanjak tajam. Ia tak lagi manusia yang terbuang apalagi terusir. Ia adalah anak muda yang berbudi baik dan terpandang. Ia membeli mobil dan membeli rumah besar di Surabaya. Bukunya terbit lagi dan banyak peminatnya,. Menerbitkan buku lagi dan meningkat jumlah peminatnya.

Sementara  itu Hayati berpindah ke Surabaya karena urusan pekerjaan Aziz. Mereka hidup masih berlebihan namun kehidupannya berangsur memburuk.  Aziz terjerat hutang dan dikeluarkan dari perusahaan. Betapa kelunya hati Hayati yang sering dibohongi Aziz. Aziz yang izin bekerja sering ke pub malam dan menjalin cinta dengan wanita lain. Awalnya Aziz berucap bahwa dinaikan jabatannya, namun itu hanya bualan. Dan terbongkar ketika penagih hutang datang padanya dan mengambil seluruh barang barang di rumah Aziz setelah perhiasan semuanya telah ludes dijual untuk membayar hutang.


Ada sebuah surat undangan datang ke rumah Aziz. Didalamnya akan terdapat Opera Teroesir. Undangan tersebut ditunjukan bagi orang Sumatera yang merantau di Surabaya. Hayati ikut membacanya dan ingin ikut ke Opera itu. Buku Teroesir sudah sampai di tangan Hayati sejak di Padang ketika temannya memberikan buku tersebut. Teroesir  Goebahan: Z begitulah tulisan disampul buku itu. Dan sadis, ceritanya memang kisah Zainudin dan Hayati.

Operapun dimulai dan tangis Hayati pecah saat ada adegan di danau ketika Hayati memberikan kerudung sebagai azimat untuk Zainudin. Kerudung itu meski murah bagi Hayati tetapi akan sangat mahal bagi Zainudin. Zainudin keluar di akhir setelah dipanggil MC. Namun namanya di Surabaya menjadi Syabir. Merekapun berbincang ketika sampai pada jamuan di rumah Zainudin yang megah. Aziz menyampaikan bahwa ia tak memiliki uang dan ingin tinggal dirumah Zainudin. Zainudinpun mengizinkannya.

Aziz dan Hayati berpindah ke rumah Zainuddin. Semua isi rumah adalah milik mereka juga, namun jangan sampai mereka melihat kamar kerja Zainuddin.

Aziz sakit dan dirawat dengan baik oleh Zainudin, sampai keadaannya mulai pulih Aziz izin pergi untuk mencari pekerjaan. Namun naas, bukan pekerjaan yang didapatkan namun kabar buruk datang kepada Hayati. Aziz bunuh diri di sebuah kamar penginapan. Melalui surat yang sempat ditulis Aziz sebelum mengakhiri hidupnya, tertulislah talak untuk Hayati. Zainudinpun diberi surat oleh Aziz yang isinya permintaan maaf karena merampas Hayati darinya.

Sumpah mati.. sumpah mati.. sumpah mati.. akuu.. ya begitulah sepanjang film tersebut lagu Sumpah Mati ini menggema. Menjadi Soundtrack yang apik dan membangun isi film. Memanglah tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan itu selain sumpah mati.

Inilah yang diakui Junot sebagai adegan tersulit dalam film tersebut. Yaitu adegan di ruang tamu ditemani tembikar yang terbakar. Zainudin mengusir hayati agar pergi ke Padang. Hayati menolaknya karena ingin hidup didekat Zainudin. Patah-patah Zainudin menolak permintaan Hayati dan menganggap Hayati telah mati. Hayati didepannya tak lain mantan istri sahabatnya. Zainudin bicara tanpa henti dengan dialek Melayu dibalut kata-kata syair nan puitis. Mempertanyakan kekejaman Hayati yang datang menunjukkan ia telah menjadi istri orang disaat Zainudin sakit. Mempertanyakan sumpah yang telah diucapkan Hayati di pinggir danau. Menunjukkan kesetiaan Zainudin dan mewujudkan keinginan Hayati dalam surat terakhirnya yaitu persahabatan kekal.


Embedded image permalink
Di Van der Wijck lah Hayati pergi ke Padang. Ia menitipkan surat kepada Muluk sebelum ia naik ke kapal besar itu. Diatas kapal besar itu ia memandangi foto Zainuddin. Setelah mengantar Muluk kembali pulang dan memberikan surat kepada Zainudin. Isinya menggambarkan perasaan Hayati dan memberikan penjelasan dalam beberapa hal termasuk kekayaan cinta yang tersimpan dalam hatinya. Kekayaan cinta tersebut belum ia berikan kepada siapapun termasuk Aziz.
Seketika Zainudin meminta diantar untuk membeli tiket ke Padang. Kemudian Zainudin membaca Koran dengan Headline Kapal Van der Wijck Tenggelam. Sontak ia kaget dan ke rumah sakit yang kemungkinan ada Hayati disana. Hayati pun ada disana dan meringis kesakitan. Zainudin menyesal telah mengusir Hayati karena dendam yang membuat melarat hatinya.

Dalam adegan ini, iler Junot mengenai kening Pevita Pearce. Pasti menjadi lelucon diantara Pemain dan crew film. Namun terlepas dari iler dan airmata yang kemana mana, akting Junot sangatlah meyakinkan. Sangat dalam. Hayati akhirnya mati dengan bisikan 2 kalimat suci yang dilantunkan Zainudin dengan terbata-bata.
Lukisan Besar Hayati dengan kalimat Permatakoe jang Hilang kini diubah menjadi Permatakoe selepas kepergiannya. Kamar kerja Zainuddin terus menjadi suntikan semangat baginya untuk bekerja dan menulis buku Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Akhir yang indah. Film yang rumit dan ternikmati. Syairnya yang kaya dengan kata-kata melayu membuat penonton semakin sadar bahwa pernah ada zaman dimana surat dan syair menjadi satu kesatuan yang penuh arti.
***
Reza Rahardian jangan ditanya lagi sama seperti ia menjadi suami jahat di Perempuan Berkalung Sorban cocok untuk jadi peran sadis kayanya hehe. Pevita Pearce cocok sih menjadi Hayati karena aku belum tau jika bukan dia siapa yang pantas mendapat peran Hayati. Untuk peran polos, tersenyum simpul ia bagus kok tapi asah lagi ya kemampuan menangisnya biar lebih mantap. Ah iya! Randi Nidji bagus aktingnya, lucunya dapet.
Herjunot Ali menjadi salah satu aktor yang patut dipertimbangkan kali ini. Keseriusannya mendalami peran Zainudin membuat penonton lamat-lamat mendoakan agar Junot didunia nyata sebaik dan berbudi seperti Zainudin. Menjadikan Al-Quran sahabat dan sandaran hidup disaat risau maupun riang. Jika Junot berpikiran untuk mencitrakan diri lewat film. Citranya sudah sangat baik. Tapi aku dengar ia ingin menambatkan diri sebagai Disc Jokey. Benarkah? Aku harap tidak begitu adanya.
Terlalu naïf jika siapapun yang terlibat tidak mengambil pelajaran dalam film tersebut. Termasuk belajar untuk terus menggantungkan diri pada Allah dan berdoa agar terus dilindungi oleh-Nya.
***

Buya Hamka, Assalamu’alaykum. Sedang apakah engkau disana?  Tahukah engkau buku lamamu sedang dicari penikmat sastra masa kini. Syair dan hikayat yang engkau ciptakan dalam sebuah buku mampu mendobrak dinding hati manusia modern di zaman millenium ini. Inginlah kami ini anak muda membaca gubahanmu yang kaya ilmu dan sarat makna. Engkau yang religius, saksi perjuangan serta sastrawan terkemuka kini didengungkan lagi namanya melalu film. Ah aku tak tahu engkau sedang apa dan dimana, semoga engkau dirahmati Allah J