Minggu, 16 November 2014

Tentang Parasetamol

Apa itu parasetamol?
Yuk kita kaji terlebih dahulu.

Parasetamol adalah obat antinyeri dan antidemam yang digunakan lebih dari 100 tahun yang lalu. Produk ini pertama kali dikembangkan dan diproduksi oleh Bayer Company ditahun 1880-an .
Setiap obat memiliki mekanismenya sendiri dalam tubuh termasuk parasetamol ini. Mekanismenya meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari tubuh. Setelah bekerja dipusat nyeri dengan mempengaruhi reseptor tertentu, parasetamol ini harus diekskresi dari tubuh. Proses eliminasinya ini terjadi dihati dimana parasetamol akan diubah menjadi quionimine dengan bantuan sel hati.

Jumlah dosis parasetamol yang tinggi akan membutuhkan jumlah sel hati yang tinggi pula untuk membantu proses eliminasinya. Selain itu quinonimine yang dihasilkan juga dapat menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati akan terjadi jika penggunaannya dalam satu hari terakumulasi mencapai 4 gram. Sehingga gunakanlah parasetamol saat nyeri saja, (anjuran 3 kali sehari 500mg) jika sudah tidak nyeri hentikan penggunaan. Sel hati sendiri memiliki sistem untuk mengembalikan sel sel yang telah mati dengan sel sel baru (regenerasi dan proliferasi).

Kerusakan hati ini dapat terukur melalui cek darah, dimana terjadi peningkatan nilai ALT dan AST (biomarker).

Dari beberapa sumber yang saya baca, parasetamol termasuk obat yang paling aman digunakan oleh pasien hamil hingga pasien gagal ginjal (kecuali pasien gangguan hati co: hepatitis). Tidak ada risiko berarti dalam penggunaannya kecuali dalam dosis yang berlebihan.

Kerusakan hati juga dapat terjadi akibat konsumsi alkohol.

Efek sebuah obat kadaluarsa yang dikonsumsi kemungkinan besar tidak menyebabkan keracunan (toksik), hanya saja efektivitas dari obat tersebut menurun karena kandungan zat aktif didalamnya sudah tidak memenuhi standar spesifikasi dosisnya, biasanya menurun sekitar 25-30%. Namun, biasanya industri farmasi menentukan tanggal kadaluarsa lebih singkat dari yang sebenarnya. Meskipun obat tersebut secara tanggal yang tercantum sudah kadaluarsa, tetapi efektivitas dari obat bisa bertahan selama 4-10 tahun setelah tanggal kadaluarsa yang tercantum tersebut. Hal ini dilakukan agar memastikan produk berkhasiat selama dalam peredaran. 
Terdapat riset yang dilakukan FDA pada persediaan obat suatu departemen. Hasilnya ternyata 88 persen dari 3.005 obat itu masih dapat diperpanjang tanggal kedaluwarsanya hingga rata-rata 66 bulan (5,5 tahun).
Bukan berarti teman-teman bisa minum obat kadaluarsa seenaknya juga sih. Oleh karena itu perhatikan juga apakah obat yang kita minum dalam kondisi yang utuh, tidak berubah warna, berair (pada tablet) dan yang penting adalah tanggal kadaluarsanya (penjaminan mutu oleh industri), karena ada faktor bahan kemasan, penyimpanan, dan degradasi senyawa yang mungkin terjadi pada sediaan.

Semua bahan produk dari obat itu aman (pengisi maupun zak aktif) kecuali pada pasien yang mengalami hipersensitivitas.

Hipersensitivitas akan saya bahas di post selanjutnya :)

Adakah pereda nyeri langganan buatmu dibawah ini?



Tidak ada komentar: