Rasanya tak pernah aku berbagi
tentang jurusanku.
Dengan awal kisah yang sedikit
rumit, akhirnya saya berkuliah di ITB dan memilih jurusan Farmasi Klinik
dan Komunitas. Eh, karena memang sudah ditakdirkan juga.
Setelah aku pikir-pikir dalam
keseharianku aku sedikit resah dengan labeling orang tentangku.
Ya mulai dari banyak hal, dan
termasuk cibiran tentangku. Rasanya selalu ingin membela diri dan memberi
klarifikasi. Padahal hal itu sangat buruk, dan tak semestinya begitu. Apalagi
berakhir dengan debat yang dibenci Allah dan disenangi setan. Beruntung dengan cara yang tidak
disangka selalu saya ingat dengan pepatah:
diam itu emas
Pepatah itu dapat membasahi
hatiku yang kering kerontang. Disertai juga dengan usaha mencari penyembuh luka
hati dengan cara beribadah kepada Sang Pemilik Hati ini. Beruntung, saya punya
lingkungan yang sungguh positif. Jika satu orang imannya sedang
turun, teman lain mengingatkan. Jika satu orang marah dan kesal, teman
lain meneduhkan. Senang sekali punya
teman yang bisa saling mengingatkan untuk kebaikan.
Di semester awal setelah aku memilih
jurusan ini beberapa kali terbesit ketidakbersyukuanku tentang apa yang
telah ku pilih. Dan di semester 7 inilah titik
terang itu muncul lebih terang benderang.
Pelajaranku klinik sekali, mulai dari penentuan indeks terapi, formularium, ya tidak jauh dengan rumah sakit dan apotek. Kelas yang ada sering membuatku tidak fokus selama 2 jam, ya paling 1 jam pertama. Itupun jarang, karena aku masih belum paham mengapa aku harus belajar tentang ini dan itu.Di semester 7 ini, ada mata kuliah farmasi klinik yang sangat mewadahi aktivitas kefarmasian. Mata kuliah ini merangkum seluruh mata kuliah farmasi yang pernah aku dapatkan.
Saya jarang sekali ke rumah sakit. Terakhir ke rumah sakit karena sakit kuping, sakit banget, tapi ternyata cuma radang. Ke rs mitra keluarga dekat rumah. Rumah sakitnya bagus, kayak hotel dan tempat nunggunya nyaman.
Hari selasa lalu aku ke rs muhammadiyah. Melihat hiruk pikuk penyediaan barang ke gudang, dispensing dan memberikan informasi obat, menyenangkan.
Tadi siang aku berkesempatan ke RS Hasan Sadikin, dan hal berbeda lagi aku temui. ITB ada MoU dengan RSHS terkait RS pendidikan, jadilah kami praktikum fraklin disana.
Pelajaranku klinik sekali, mulai dari penentuan indeks terapi, formularium, ya tidak jauh dengan rumah sakit dan apotek. Kelas yang ada sering membuatku tidak fokus selama 2 jam, ya paling 1 jam pertama. Itupun jarang, karena aku masih belum paham mengapa aku harus belajar tentang ini dan itu.Di semester 7 ini, ada mata kuliah farmasi klinik yang sangat mewadahi aktivitas kefarmasian. Mata kuliah ini merangkum seluruh mata kuliah farmasi yang pernah aku dapatkan.
Saya jarang sekali ke rumah sakit. Terakhir ke rumah sakit karena sakit kuping, sakit banget, tapi ternyata cuma radang. Ke rs mitra keluarga dekat rumah. Rumah sakitnya bagus, kayak hotel dan tempat nunggunya nyaman.
Hari selasa lalu aku ke rs muhammadiyah. Melihat hiruk pikuk penyediaan barang ke gudang, dispensing dan memberikan informasi obat, menyenangkan.
Tadi siang aku berkesempatan ke RS Hasan Sadikin, dan hal berbeda lagi aku temui. ITB ada MoU dengan RSHS terkait RS pendidikan, jadilah kami praktikum fraklin disana.
Sebenarnya ya begitu, rumah sakit.
Tempat berkumpulnya orang sakit yang mencari pengobatan. Namun yang aku dapatkan
tidak hanya tentang praktikum, tetapi juga suasana dan pendidikan kehidupan.
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]
Datang dengan melihat gedung tua
yang besar namun lusuh dibeberapa bagian temboknya. Dan keadaan menjadi lebih kumuh
dibeberapa sudut. Terutama dibagian depan (entah namanya apa) yang jelas
tempatnya kayak terminal. Di
kursi-kursi besi banyak orang yang tidur yang diujung terdapat loket
pengambilan obat kayak loket antrian
pergi ke luar kota. Melihat penuhnya rumah sakit karena pasien, keluarganya,
dokter, perawat dan mahasiswa semakin ku bisa melihat begitu bayak orang berlalu
lalang dengan alasan yang juga berbeda. Ada yang berniat belajar, bekerja,
menjenguk dan lain-lain. Dan aku mulai menebak nebak apa yang ada dipikiran setiap orang yang aku temui.
Inilah kali pertama aku ke RSHS
Melihat mesin atm yang berjejer di
rumah sakit
Melihat bantal merah muda diatas kursi besi
Melihat kafetaria dokter yang bagus
namun disisinya banyak sekali keluarga pasien dan ada yang sedang makan indomie mentah
Melihat pasien diatas kursi roda
Melihat pasien diatas kasur yang
didorong menuju IGD dengan lilitan selang dan tabung oksigen
Melihat juga sebuah ambulance dari
RSUD sebuah daerah di kabupaten bandung yang mengebut sangat cepat
Melihat apa saja
Melihat ibu yang sedang menyuapi
anaknya
Melihat bapak yang tidur karena
letih yang tak lagi tertahan
Melihat tangisan di pinggir lorong, 2
orang wanita paruh baya yang sedang menguatkan satu sama lain
Dan banyak lagi yang kamu akan lihat
di rumah sakit
Terutama rumah sakit rujukan seperti
RSHS
Itulah yang membuat aku merasa hari
ini akan banyak pelajaran yang aku dapatkan
Seterpana itulah aku melihat Rumah
Sakit, tidak seperti hotel.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.’” (QS. At Taubah: 51).
Juga firman-Nya, “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid: 22-23)
Begitu banyak kan kau temui wajah luyu yang kehabisan air
Juga banyak ibu ibu yang mencari
nafkah dengan menjual nasi bungkus.
Banyaklah hal yang akan kau temui
diluar. Maka keluarlah lihat kondisi disekitarmu.
Seperti tamparan ke diri sendiri.
Untuk itulah pentingnya apoteker yang bisa diandalkan.
untuk memaksmalkan terapi dan mencegah Drug Related Problems, Sakit karena penggunaan obat yang tidak
tepat, Monitoring obat yang tidak memadai, Medication Error dan masih banyak
lagi.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).
Dan apakah kamu bisa menolong mereka?
Jadilah bagian dalam ikhtiar.