Kamis, 28 November 2013

A Clinical Pharmacy Student Day

Rasanya tak pernah aku berbagi tentang jurusanku.
Dengan awal kisah yang sedikit rumit, akhirnya saya berkuliah di ITB dan memilih jurusan Farmasi Klinik dan Komunitas. Eh, karena memang sudah ditakdirkan juga.
Setelah aku pikir-pikir dalam keseharianku aku sedikit resah dengan labeling orang tentangku.
Ya mulai dari banyak hal, dan termasuk cibiran tentangku. Rasanya selalu ingin membela diri dan memberi klarifikasi. Padahal hal itu sangat buruk, dan tak semestinya begitu. Apalagi berakhir dengan debat yang dibenci Allah dan disenangi setan. Beruntung dengan cara yang tidak disangka selalu saya ingat dengan pepatah:
diam itu emas
Pepatah itu dapat membasahi hatiku yang kering kerontang. Disertai juga dengan usaha mencari penyembuh luka hati dengan cara beribadah kepada Sang Pemilik Hati ini. Beruntung, saya punya lingkungan yang sungguh positif. Jika satu orang imannya sedang turun, teman lain mengingatkan. Jika satu orang marah dan kesal, teman lain meneduhkan. Senang sekali punya teman yang bisa saling mengingatkan untuk kebaikan.
Di semester awal setelah aku memilih jurusan ini beberapa kali terbesit ketidakbersyukuanku tentang apa yang telah ku pilih. Dan di semester 7 inilah titik terang itu muncul lebih terang benderang.

Pelajaranku klinik sekali, mulai dari penentuan indeks terapi, formularium, ya tidak jauh dengan rumah sakit dan apotek. Kelas yang ada sering membuatku tidak fokus selama 2 jam, ya paling 1 jam pertama. Itupun jarang, karena aku masih belum paham mengapa aku harus belajar tentang ini dan itu.Di semester 7 ini, ada mata kuliah farmasi klinik yang sangat mewadahi aktivitas kefarmasian. Mata kuliah ini merangkum seluruh mata kuliah farmasi yang pernah aku dapatkan.

Saya jarang sekali ke rumah sakit. Terakhir ke rumah sakit karena sakit kuping, sakit banget, tapi ternyata cuma radang. Ke rs mitra keluarga dekat rumah. Rumah sakitnya bagus, kayak hotel dan tempat nunggunya nyaman.

Hari selasa lalu aku ke rs muhammadiyah. Melihat hiruk pikuk penyediaan barang ke gudang, dispensing dan memberikan informasi obat, menyenangkan.

Tadi siang aku berkesempatan ke RS Hasan Sadikin, dan hal berbeda lagi aku temui. ITB ada MoU dengan RSHS terkait RS pendidikan, jadilah kami praktikum fraklin disana.
 
Sebenarnya ya begitu, rumah sakit. Tempat berkumpulnya orang sakit yang mencari pengobatan. Namun yang aku dapatkan tidak hanya tentang praktikum, tetapi juga suasana dan pendidikan kehidupan.
 
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]
 
Datang dengan melihat gedung tua yang besar namun lusuh dibeberapa bagian temboknya. Dan keadaan menjadi lebih kumuh dibeberapa sudut. Terutama dibagian depan (entah namanya apa) yang jelas tempatnya kayak terminal. Di kursi-kursi besi banyak orang yang tidur yang diujung terdapat loket pengambilan obat kayak loket antrian pergi ke luar kota. Melihat penuhnya rumah sakit karena pasien, keluarganya, dokter, perawat dan mahasiswa semakin ku bisa melihat begitu bayak orang berlalu lalang dengan alasan yang juga berbeda. Ada yang berniat belajar, bekerja, menjenguk dan lain-lain. Dan aku mulai menebak nebak apa yang ada dipikiran setiap orang yang aku temui.
 
Inilah kali pertama aku ke RSHS
Melihat mesin atm yang berjejer di rumah sakit
Melihat bantal merah muda diatas kursi besi
Melihat kafetaria dokter yang bagus namun disisinya banyak sekali keluarga pasien dan ada yang sedang makan indomie mentah
Melihat pasien diatas kursi roda
Melihat pasien diatas kasur yang didorong menuju IGD dengan lilitan selang dan tabung oksigen
Melihat juga sebuah ambulance dari RSUD sebuah daerah di kabupaten bandung yang mengebut sangat cepat
Melihat apa saja
Melihat ibu yang sedang menyuapi anaknya
Melihat bapak yang tidur karena letih yang tak lagi tertahan
Melihat tangisan di pinggir lorong, 2 orang wanita paruh baya yang sedang menguatkan satu sama lain
Dan banyak lagi yang kamu akan lihat di rumah sakit
Terutama rumah sakit rujukan seperti RSHS
Itulah yang membuat aku merasa hari ini akan banyak pelajaran yang aku dapatkan
Seterpana itulah aku melihat Rumah Sakit, tidak seperti hotel.
 
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.’” (QS. At Taubah: 51).
 
Juga firman-Nya, “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid: 22-23)
 
Begitu banyak kan kau temui wajah luyu yang kehabisan air
Juga banyak ibu ibu yang mencari nafkah dengan menjual nasi bungkus.
Banyaklah hal yang akan kau temui diluar. Maka keluarlah lihat kondisi disekitarmu.
Seperti tamparan ke diri sendiri.
Untuk itulah pentingnya apoteker yang bisa diandalkan. untuk memaksmalkan terapi dan mencegah Drug Related Problems, Sakit karena penggunaan obat yang tidak tepat, Monitoring obat yang tidak memadai, Medication Error dan masih banyak lagi.
 
Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).
 
Dan apakah kamu bisa menolong mereka?
Jadilah bagian dalam ikhtiar.
 

Bisakah kita hidup seperti Matahari? Selalu memberi tak harap kembali.

-Ridwan Kamil

 

Tidak ada komentar: