Jumat, 29 April 2016

Tidak Ada yang 'Hilang' dari #AADC2



Tidak ada yang hilang, baik itu dari sisi pemain, cerita, karakter hingga semua hal yang mendukungnya. Bahkan, Milly yang sering berkipas dengan kipas plastik dikala SMA juga sering berkipas dalam adegan. Film ini berhasil memuaskan lagi hasrat penonton film romantis yang menyenangkan. Tidak mudah tentunya bagi pembuat film untuk melanjutkan sekuel dari sebuah film yang meledak luar biasa. Sekilas mungkin terpikir, apakah ini mungkin? apakah lebih baik AADC tidak dilanjutkan? apakah dapat mengulang kesuksesan?. Mungkin pertanyaan-pertanyaan itulah yang merasuk dalam pikiran sutradara dan produsernya. Namun, rasa takut sepertinya benar-benar hilang dari si pembuat film karena ada energi positif melihat masyarakat Indonesia yang antusisas dengan kisah Cinta dan Rangga. 

Saya yang juga demam AADC (entah karena sihir apa), waktu istirahat kerja sangat saat saya manfaatkan ke bioskop untuk membeli tiket yang dapat ditonton selepas bekerja, jam 7 malam. Saya dan teman-teman kira, kami dapat membeli tiket untuk pilihan bangku yang leluasa tetapi ternyata sudah 3/4 dari studio 2 itu penuh. Ini benar-benar pencapaian yang hebat.

Ketelitian pada setiap karakter begitu terukir dengan jelas dan rapi. Cinta yang centil, kekinian dan gaul tapi tetap luluh dan suka senyum-senyum sendiri jika bersama dengan Rangga. Hebatnya setiap adegan senyum-senyum Cinta sudah pasti membuat semua penonton (setidaknya perempuan) tersenyum-senyum juga. ciee... 

Dalam adegan AADC 2 entah sengaja atau tidak (tapi pasti sudah dibuat dengan serius) dengan tidak percayanya saat saya menonton, Cinta nampak culun ketika ngambek dengan Rangga. Ia yang meninggalkan Rangga ditengah pembicaraan kemudian balik lagi dan mengatakan bahwa ia tidak ingin membuat orang lain mengira mereka adalah 2 orang pacaran yang sedang ribut. Ia memilih untuk berdamai dengan Rangga meskipun saat adegan itu ia sempat menampar Rangga. Dan keculunan itu berlanjut saat Cinta meminta maaf pada Rangga dan butuh minum.


Hal-hal yang culun itu memang membuat Dian Sastro begitu Cinta. Ia dapat memainkan peran Cinta dengan baik seperti 14 tahun yang lalu. Cinta yang dapat 'meninggalkan' teman-temannya karena Rangga. Cinta yang punya prinsip dapat dibuat patuh dengan Rangga yang cool dan sinis.. 

Tidak banyak hal yang dapat dikupas dalam AADC 2. Meskipun kita ingin tau kabar Cinta dan Rangga dalam kesendirian, Alya dan keluarganya, Cinta dengan Trian, Milly dan Mamet yang akhirnya berjodoh, Karmen dengan kisahnya, juga pada Maura dan Christian Sugiono yang menikah dan punya anak. Namun saya rasa dalam keterbatasan waktu dan tuntutan penyelesaikan kisah Cinta dan Rangga, elemen-elemen penting yang menyokong film itu sudah dapat tergambarkan meski dalam bentuk gambar tanpa dialog. Seperti adegan Rangga yang bertemu ibunya, cukup untuk menggambarkan ia rindu. 

Rangga yang ganteng (cepet nikah dong haha!) dan keren (kenapa belum update foto AADC di intagram!) masih seperti Rangga 14 tahun lalu. Rangga yang misterius tetapi selalu dapat berbagi dengan Cinta tentang apapun. Cinta bagi Rangga adalah pelabuhan, tempatnya menambatkan diri tentang rindu dan suka, tentang letih maupun gembira. Rangga yang mengajari Cinta untuk lebih down to earth untuk lebih mengerti perbedaan traveling dengan liburan. Sehingga berulang kali Cinta jatuh hati dengan Rangga yang selalu memiliki hal yang khusus, dan itu hanya untuk Cinta.

Rangga yang legendaris.

Trian (Ario Bayu) yang masuk dibeberapa adegan, mampu membuat kata-kata Rangga yang legendaris itu menggema dalam bioskop. Dan kenyataannya memang, kisah Rangga dan Cinta akan menjadi legenda masa kini.
AADC adalah sebuah film dengan kisah yang manis dan menyenangkan, membuat siapa saja yang menonton akan mudah untuk jatuh kedalam ceritanya.



28 Februari 1949, adalah hari seniman besar Chairil Anwar berpulang. Tentu jauh jarak diantara dirinya dengan kita dimasa kini. Namun nama besarnya menjadi darah yang tak bisa hilang dari film AADC. Bahwa ruh yang dibawa film ini adalah kesusastraan. AADC2 menjadi lebih menarik karena mengangkat karya-karya baru dari seniman masa kini. Salah satunya seorang sastrawan muda Aan Mansyur yang menjadi penyair, pengisi dari puisi Rangga di AADC2.

Karya merupakan sebuah prestasi bagi setiap manusia. Artikanlah sebuah karya itu merupakan tindakan yang kita lakukan. Berkarya dengan hati yang tulus dan ikhlas akan memberi pengaruh yang lebih baik dikarya berikutnya. Baik itu bekerja dalam dunia industri kreatif, perdagangan. komunikasi, distribusi, pelayanan dan lain-lain. Sebuah karya akan menghasilkan nilai. Sebuah nilai yang bermanfaat tentu akan menjadi inspirasi bagi masyarakat. Keseriusan akan sangat nampak jelas pada setiap karya yang anak manusia lahirkan. Hingga nilai yang tersembunyi pada setiap sisi sebuah karya akan tersampaikan dengan baik. Mungkin ini adalah alasan mengapa AADC begitu tak tergantikan hingga kesuksesannya mengulang pada AADC 2.

Karya film nasional memang semakin banyak. Alangkah baiknya kuantitas diiringi dengan kualitas yang baik. Memanglah sebuah karya sah sah saja untuk diluncurkan untuk dilakukan. Setiap karya juga tidak wajib untuk disukai semua orang. Tetapi sebuah karya hebat akan banyak diminati karena ada nilai yang didapatkannya. Hanya sedikit karya yang berhasil mengisi relung hati masyarakatnya, yang dapat menembus angka 200.000 penonton di Indonesia pada hari perdana penayangannya, yang dicintai masyarakatnya, dan begitu bangganya Indonesia pernah punya sebuah kisah

Ada Apa dengan Cinta?