Rabu, 22 April 2015

me:ran:tau

Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).

Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.
———————————————————————————————-
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)



Kata-kata mutiara dari Imam Asy' Syaf'i tersebut telah luas didengar, sering kali dipublikasi. Namun ada kalanya kita perlu lagi membuka catatan dan membaca kalimat yang sama itu.  Menjadi orang yang hidup sendiri di kampung yang lain bukanlah penderitaan. Bukan pula kesedihan yang tidak tertahan. Menjadi pribadi yang mandiri adalah tujuan. Demi eksplorasi diri yang tak berkesudahan. Manfaat diri pun berkembang agar berguna bagi masyarakat.

*hal ini pernah saya tulis disini

Tidak ada komentar: