Minggu, 21 April 2013

GEOHUMANISM 2013 featuring HMF 'Ars Praeparandi'

Terimakasih ya sahabat-sahabat sekalian sudah sudi mengklik blog ini
Sebelumnya saya mau jelasin dulu kalo tulisan yang saya buat murni subjektivitas saya dan berdasarkan yang saya alami. Maaf bila ada yang kurang berkenan biasa si penulis ini suka narsis dan rada sinis. Jika ada koreksi silakan komen dengan flow nol aja ya hehe

Nah pertama-tama maksih loh buat sobat GEA yang ngajakin Farmashare HMF gabung di acara GEOHUMANISM.
Saya si sebagai pembantunya dea sama irma aja hehehe berhubung bukan anak farmashare. Yah yang namanya teman harus saling membantu dan mensupport terutama masalah percintaan (eh). Bukan bukan, salah nih maksudnya mendukung acara sosial atau pengabdian masyarakat himpunan.

HMF ini kebagian bantu yang namanya Balai Pengobatan. Setelah Balai Pengobatan yang dilakukan  bulan Maret lalu sepertinya kiprah HMF semakin terdengar (ceilah *harus mawas diri*). Sebenernya, awal cerita yang saya dapet dari irma dan dea bukan Balai Pengobatan tapi ketemuan sama anak GEA yang ganteng -_- ya maklumlah anak es ep ketemunya ama ciwi lagi ciwi lagi.

Dibukalah pendaftaran bagi relawan yang ingin gabung di Geohumanism. Langsung deh sy sms irma kalo saya mau ikut, sekaligus cari tau siapa sih anak GEA yang diceritain saban hari ama irma dan dea hahaha

Hari-hari berikutnya saya sih sebagai pendengar kelanjutan hubungan dea dan irma dengan GEA's boys itu deh. Dan saya berkesempatan ketemu dan kenal sama si cowo cowo yang sering diceritan dua bocah es ep itu. Fatah dan Adib. Kali itu saya bantu ngitung obat di kosan fatah. Kurang lebih gini nih perbincangan kami jumat malam itu dijalan.

Adib: Kosan fatah itu enak loh kaya rumah beneraaan
Dea dan Aku: Oh iya
Adib: Iya tapi dari kosan itu isinya cuma 3 orang anak gea semua
Dea dan Aku: Oooh kenapa gitu
Adib: ......

Kami pun sampai dikosan fatah, kesan kosannya kaya rumah jaman dulu gitu, 1 lantai tapi cukup luas. Didepannya masih ada tanah kosong. Lumayan jarang tanah kosong didaerah cisitu yang tempatnya sering dicari para pencari kosan.

Kami menghitung lebih dari 5 dus obat, ya kira kira 12 dus beragam ukuran.
Ceklis sana ceklis sini, ubek sana ubek sini untuk mendata obat.
Nah saat itu saya, dea sama adib aja. Fatah sendiri malah bikin teklap di kampus hmm -_-
Adib mau pergi terus izin ke saya dan dea. Yaudah karena berdua ya tentu no problemo.
Adib perginya ga lama terus balik lagi dan ga lama sekian nama obat dengan berbagai dosis telah kami catat dan susun dalam dus dus serapi mungkin
*kami mencontoh dus dari apotek yang sumpah rapi dan ga boros ruang, isi satu dus itu tersusun rapi dan rapat*

Karena saya dan dea sudah lapar, kami minta adib untuk membelikan makanan untuk kami bertiga. Pergilah dia ke tukang nasi goreng sedangkan saya dan dea masih mencatat beberapa dus lagi.
Adib sampai ke kosan fatah lagi dan pendataan obat pun selesaaaaaaaaaaaaaaaaaai . huft akhirnyaa. saatnya kita makaaan!

Hap hap kami beranjak dari lantai menuju meja makan diruang yang sama. Kami berbincang tentang banyak hal dan sewajarnya teman yang baru kenalan.

Aku: wah sayang yah kenapa 4 kamar lain pada kosong
Adib: Iya soalnya didepannya ga ditulis ada kamar kosong
Dea: Lah.. Fatah tau darimana kalo ini kosan?
Ssssssssssssssssigh~ silence~
Aku: Menurut aku ngga gitu deh alesannya, orang cisitu kan tempat yang dicari buat kosan
Ssssssssssssssssigh~ silence~
PRAK (suara pintu dibanting tapi gatau pintu yang mana)
Adib Dea Aku: Angin, angin iya iya angin

dan kamipun melanjutkan makan nasi goreng yang tiba tiba rasanya sangat enak diselingi tawa kami atas kejadian beberapa detik lalu.
*simpulkan sendiri yaaa kengkawan :)*

Setelah selesai makan, kami pun harus pulang. Karena sudah gerimis aku pulang duluan karena kosan aku di pelesiran. Sedangkan dea nunggu di kosan fatah.
Walaupun cuma sebentar saya yakin dea udah super deg degan. Namun malam itu akhirnya berlalu juga.

Hari sabtu dea, irma dan kawan2 gea lain pada survey, saya sih foto bidang hehe

Jarkoman pun sampai ke hp, minggu jam 6.30 kumpul di gerbang depan. Karena takut kesiangan malam2 semua pada ngetwit minta dibangunin. Dan terimakasih piki telah membangunkan aku, alarm kok kaya ga bunyi -_-
bangun dengan gerakan lambat dan sedikit malas malasan. Akhirnya mandi beli gorengan dan pergi ke kampus. Didepan kubus udah banyak yang nungguin. Lalalalala~(menunggu)
Akhirnya kami berangkat ke TKP yaitu Ciwalengkee!

kalo mau tau kondisi ciwalengke : http://www.citarum.org/?q=node/318
http://jabar.tribunnews.com/2013/03/23/warga-ciwalengke-bersyukur-bisa-nikmati-lagi-air-bersih
http://regional.kompas.com/read/2013/03/27/03392878/Setetes.Harapan.Warga.Ciwalengke
Apa itu ciwalengke? Ciwalengke bukan nama mall, binatang apa lagi makanan. Ciwalengke itu suatu daerah di majalaya kabupaten bandung yang tempatnya itu sahabatan dengan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat yaitu Citarum. Menurut keterangan sahabat-sahabat saya yang sudah lebih dulu kesana, jangan pipis karena air buat bebersihnya dari sungai -..- ga percaya. tapi emang keruh, katanya ada limbah juga dari daerah pabrik disana.


Melihat kondisi itu sangat prihatin sih, belum lagi sepertinya masyarakat belum begitu peduli dan tau tentang bahaya airnya. Makanya banyak yang korengan dan sakit kulit.
Dan balai pengobatanpun dimulai, itu adalah kali pertama saya jadi pembaca resep dan ikut bantu bungkus obat sesuai resep dokter. rasanya bahagia :') sebelumnya saya pernah lihat balai pengobatan pas Fardes tahun lalu.
Vitamin dan parasetamol adalah sediaan yang paling dicari.

Peta Bandung-Ciwalengke

Senang bisa bantu pengobatan gratis di ciwalengke, dan jadi pemeriah Geohumanism 2013 itu senang sekali.
Namun ada beberapa hal yang sepertinya masalah klasik kalo mahasiswa dateng ke masyarakat.
Kecenderungan masyarakat yang senang 'gratisan' lebih mencolok dibanding peduli dengan kesehatan. Terbukti bahwa mereka lebih mencari snack yang telah disediakan panitia gea dan beberapa pasien tidak sakit dan diresepkan dokter hanya vitamin. Selain itu tidak semua pasien tidak mampu, beberapa terlihat necis dan bergincu tebal hmm. Tingkat ekonomi di wilayah Ciwalengke juga cenderung baik dan tidak miskin, yang kurang itu pendidikan. Tapi sekolah mereka dekat dan tidak perlu mendaki bukit atau menyebrang sungai. Kenapa yah -..-

Kurangnya sekolah yang berkualitas kali yah

Sebenarnya solusi dari mahasiswa kayanya belum bisa menyelesaikan masalah yang ada di Ciwalengke. Perlu ada relokasi karena rumah sejajar dengan sungai itu sangat tidak sehat. Tadi juga kan hujan cuma sebentar sekitar 15-30 menitan gitu, tapi genangan airnya banyak dan tinggi sungai sudah sejajar jalan. Belum lagi selokan sudah penuh dengan sampah. Makanya tiap rumah itu punya batas yang cukup tinggi agar banjir tidak masuk rumah mereka. Tempat balai pengobatan ini saja hanya berjarak 2 meter dari bibir sungai. hmmmm

Dibalik semua masalah, niatan dari sahabat-sahabat gea dibantu sedikit hmf pada balai pengobatan sudah sangat mulia. Asal terus luruskan niat semata-mata memohon ridho dari Sang Pemilik Langit dan Bumi. Semoga jadi bahan pelajaran yang baik.

Setelah Balai Pengobatan beres, kami pulang. Saya lagi pengen makan cuankie tapi mang cuankie nya ga ada -..-
ketemu irma ririn belis dea adib fatah dan afi. makanlah bersama kita di gelap nyawang. enak dan menyenangkan, apalagi ada yang mukanya merah kaya udang rebus akibat tubruk tubrukan kaki (cieeeee) Terimakasih semoga cepet jadi ya kalian (yang mana? yang mana ajaaa) hahahahaha :)

(penulis pikirannya ruwet dan ga runtut..maapin ya oya belum ada foto bareng hmf-gea yg aku punya, jd belum bisa aku masukin sini. selain hmf ada juga bapak ibu dokter, perawat dan apoteker ksrmn(?) plano dan TL)


HMF di Balai Pengobatan

“Setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat, semurni-murni tauhid. Bergerak atau mati!”
(HOS Tjokroaminoto)

Tidak ada komentar: