baru kali ini aku merasakan kepahitan yang amat menusuk jiwa ,
bolehlah aku tertawa ceria bersama kalian,
bolehlah aku tersenyum bersama kalian,
bolehlah aku dibuai oleh kebaikanmu kawan.
disini tak ada yang ingin aku salahkan
tak ada yang ingin aku hujat
tak ada yang ingin aku benci
dan tak ada yang ingin aku khianati, kawan.
aku sekedar bercerita
tentang pelangi yang mewarnaiku
tentang matahari yang menyinariku
tentang badut yang slalu membuat ku tertawa, lepas meraih bahagia .
pelangi itu terlihat 2 tahun lalu ,
warnanya yang merekah , membuat siapa saja ingin memilikinya
lembut hijaunya meneduhkanku.
semangat merahnya membara, memberi keindahan, kecerianan disetiap hela nafas, tak terlewat.
birunya yang indah, memberikan kesejukan saat melihatnya, disetiap mata ini tertuju padanya.
ungunya yang hidup, membawakan segelas ketegasan pada siapa aja yang melihatnya.
kuningnya, maaf aku terlalu takut menguraikan keindahan warna ini .
pelangi itu indah terlihat, meresap, meneduhkan, tiap pasang mata yang mendambanya
sayang, pelangi itu tak dapat kusentuh, tak dapat kuraih, tak dapat kumiliki.
terlalu jauh bagi dara yang ingin mencapainya
terlalu sulit baginya untuk mengepakan sayapnya lebih tinggi, yang rapuh
terlalu sulit bagiku untuk mendapat cintanya.
pelangi,
mengapa engkau terlalu jauh untuk kugapai ?
tapi mengapa engkau terasa begitu dekat saat hujan turun
engkau dapat dengan mudahnya kulihat dari balik kaca jendela berembun ini
engkau datang selalu tepat waktu meneduhkan hati yang mendambamu
terlalu sulit bagiku untuk tidak melihatmu, terlalu sering engkau datang tanpa undangan ditanganmu
pelangi,
kau tercipta sungguh menyejukkan
kau sangat adil
datang saat kudengar rintik hujan dari kamar
pergi saat tak ada rintik hujan dibalik mata
pelangiku,
bolehkah aku yang rapuh ini menggapaimu ?
bolehkah aku menemanimu sepanjang hujan turun ?
bolehkah dirimu tercipta menemaniku ?
pelangiku,
2 tahun lalu keindahanmu dapat seluasnya dinikmati berbagai makhluk
tak terkecuali
hari, minggu, bulan , tahun masih aku melihat manis lekukmu
indah warnamu
birumu , hijaumu , merahmu , ungumu tak terkecuali kuningmu yang menyakitkan itu
kini, keindahanmu tak lagi kunikmati
hujan turun merupakan kepedihan bagiku
kuning itu pertanda kematian abadi. *ups. tak ada yang abadi*
aku tahu, sungguh.
begitu banyak teka teki yang kau tinggalkan untukku.
sedikit demi sedikit kepuasan ada dalam diriku bila berhasil memecahkannya hingga yang ketujuh.
kau itu pelangi , yang selalu melekat dengan kuningmu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar